- Rende KEE GBKP No. 344:1,3
- Kam o Yesus, Juru s’lamat, sampat kami genduari. Pulah ibas dosa nari, si naban kami e. Tergejap latihna, nggeluh ibas dosa. Lanai kami ngasup ‘rdalin ibas gelap. Ku Kam Juru s’lamat kupindo penampat, gelah kami pulah, ibas dalin mberat.
- Kam o Yesus si perkeleng, cidahken min kek’lengenNdu. Bahan pusuh kami teneng, ‘di gulut ukurku. Tergejap latihna …
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Matius 11 : 28 – 30.
“ Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
Renungan
Hidup dapat kita bayangkan seperti gelombang ombak. Ombak yang terus menerus menghempas pantai. Kadang ombak itu kecil dan membuat indah kehidupan, tetapi terkadang gelombang ombak itu begitu dahsyatnya sehingga dapat mengikis kehidupan kita. Demikian juga dalam kehidupan ini. Kita terus menerus diperhadapkan dengan gelombang permasalahan kehidupan ini. Permasalahan yang membuat kita tidak dapat melihat jalan keluar. Beban yang menekan kita begitu berat sehingga kita tidak mampu lagi melangkah.
Allah mengetahui beban berat yang harus kita pikul dan mengasihi kita. Yesus adalah bukti kasih Allah bagi dunia ini. Oleh karena itu Tuhan Yesus mengundang kita untuk ikut dalam kasih Allah. Yesus mengundang semua yang letih lesu dan berbeban berat agar mendapatkan kelegaan. Bagaimana caranya kita mendapatkan kelegaan itu ?
Yesus mengatakan, pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku. Hal ini berarti bahwa Tuhan Yesus bukannya melepaskan kita dari permasalahan hidup. Memang permasalahan hidup tidak akan hilang selama kita masih memiliki kebutuhan dan keinginan dalam kehidupan ini. Sebaliknya Yesus meminta kita memakai kuk yang dipasangNya. Hal ini berarti Yesus memberikan diriNya agar kita bersama-sama menghadapi masalah hidup kita. Kita tidak sendirian dalam memandang pergumulan hidup ini. Cara manusia memandang pergumulan hidup ini justru membuat kita semakin khawatir, takut dan hilang harapan. Kita membutuhkan cara pandang ilahi untuk memandang kehidupan ini. Dalam Matius 6:25, Yesus memperlihatkan bahwa manusia sering kali khawatir akan banyak hal, misalnya makanan dan pakaian. Dalam situasi seperti ini Tuhan Yesus memberikan pandangan agar kita mampu menghadapi kehidupan ini. Yesus mengatakan dalam Matius 6:33-34, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Lebih lagi, Yesus tidak hanya memberi cara memandang hidup, tetapi Yesus menjadikan diriNya sebagai cara memandang pergumulan kehidupan ini. Di dalam Ibrani 12:3, dikatakan, “Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.”
Oleh karena itu, marilah kita datang kepada Yesus dan belajar kepadaNya. Dari nubuatan tentang Yesus, peristiwa kelahiranNya, pengajaranNya, mujizatnya, penderitaanNya, kematianNya, kebangkitanNya dan kenaikanNya ke Surga merupakan pelajaran yang memperlihatkan kelemahlembutan dan kerendahan hati Tuhan Yesus. Inilah kasih Allah yang memberikan ketenangan kepada jiwa manusia. Dengan belajar dan menjadikan kehidupan Tuhan Yesus sebagai cara pandang perjuangan kehidupan kita, kita akan mampu menghadapi setiap pergumulan hidup ini.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 286:1,2.
- Kuikutken me dalanNdu, dalan dame man bangku. Terkelin me kap geluhku, itebusi darehNdu. Kuikutken me dalanNdu, kuendesken geluhku. Bas Kam o Juru s’lamatku, dame senang tendingku.
- Mesera gia dalanku, padanNdu kap enteguh. Ngelawan kuasa gelap, di ras Kam menang tuhu. Kuikutken me dalanNdu. ..
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan