Renungan Malam 10 Desember 2020

  1. Rende KEE GBKP No.321:1,3
    1. Si sembahlah min, Tuhan si mbelin, endekenlah min, enden-nden pujin. Tuhan Dibatanta ingan cicio, sembahlah Ia ola kita menggo.
    2. Seh kal ulina penjayamenNdu, terang ras gelap e nuduhkenca. Udan ras lego k’rina kap ndatkenca. Kuasa kekelengenNa mbelin tuhu.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 90 : 14
    “ Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.”

Renungan

Salah satu tindakan kita di pagi hari adalah sarapan pagi. Dengan sarapan pagi kita mendapatkan energi untuk menjalani kegiatan kita. Lalu pada siang hari, kita kembali memakan makanan kita untuk “mengisi ulang” tenaga kita. Dan pada sore hari, kita kembali makan untuk membuat tenaga kita tetap terjaga. Paling tidak, tiga kali sehari kita mengisi tenaga kita. Kita menyadari bahwa kita membutuhkan makanan untuk terus menerus memperbaharui kekuatan kita. hal didasari kekuatan makanan itu hanya bertahan selama 6 jam, dan setelah itu diisi kembali.
Pemazmur membandingkan kebutuhan makanan itu dengan kebutuhan kasih setia Allah. Mengapa Pemazmur memohon kasih setia Allah ? Pemazmur mengakui ada dua kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari manusia. Manusia menghadapi kenyataan bahwa waktu hidupnya terbatas dan berada dibawah baying-bayang penderitaan. Oleh karena itu, selain memohon diajari Allah untuk dapat mengelola dengan bijaksana hidup yang terbatas dan selalu dibawah baying-bayang penderitaan itu, Dengan mengenyangkan Pemazmur di pagi hari dengan kasih setia maka hal itu akan membuat pemazmur bersorak sorai semasa hari-harinya. Jika kekuatan makanan hanya bertahan 6 jam, maka kekuatan kasih karunia itu bertahan semasa hari-hari kehidupan Pemazmur. Pemazmur sangat membutuhkan kasih setia Allah agar dia mampu menghadapi kenyataan hidup itu. Pemazmur mengakui bahwa kebutuhan itu hanya dapat dilakukan Allah. Perbuatan Allah yang membebaskan, melindungi dan menuntun bangsaNya memperoleh tanah pusaka mereka, merupakan ingatan akan betapa besarnya kasih Allah dalam hidup bangsaNya. Ingatan akan perbuatan Allah ini menjadi keyakinan akan kuasa dan kasih setia Allah yang akan mengenyangkan Pemazmur dalam menghadapi kenyataan hidup ini.
Hal ini berarti bahwa di dalam hidup yang terbatas dan dibawah bayang – bayang penderitaan, maka hidup itu haruslah diisi dengan sorak sorai dan sukacita. Allah-lah yang berkuasa mengubahkan penderitaan dan mengisi kehidupan kita dengan sorak-sorai dan sukacita. Ini akan membuat hidup ini tidak melulu berada di dalam penderitaan. Sukacita ini menjadi penopang dan kekuatan di tengah tengah penderitaan, sehingga kita tidak mengatakan “adi kiniseran enggo puas, malem ate nari ngenca lenga inanami.” Tapi sebaliknya kita dapat mengatakannya, “labo lalap mesera, lit nge malemna ibereken Dibata. Tetaplah kita memohon kepada Allah untuk mengenyangkan kita dengan kasih setiaNya. Karya Tuhan Allah menuntun jalan hidup kita kepada sukacita dan damai sejahtera.
Tuhan Allah memberkati kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen.
  2. Rende KEE GBKP No. 307:1,2
    1. O Tuhanku, Kam me permakanku, emaka la kekurangen aku. Ku mbal-mbal m’ratah aku babaNdu, ipesenang senangNdu geluhku. Permakanku sinjayam geluhku. Malem ateku senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku, Kam me Tuhanku, Permakanku.
    2. IteguNdu kempak lau si maler, ibahanNdu ateku nggo malem. E maka tedeh ate tendingku kempak keg’luhen si sikapkenNdu. Permakanku sinjayam geluhku. Malem ateku senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku, Kam me Tuhanku, Permakanku.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *