- Rende KEE GBKP No. 319:1,2.
- Sada soranta muji Dibatanta. Ia jine si njayam keg’luhenta. Lalap Ia ‘ngkelengi tinepaNa, maler me kap tetap pasu-pasuNa.
- Sada soranta muji Dibatanta. S’lamat kita ban perkuah ateNa. AlokenNa kita jadi anakNa, maler me kap tetap pasu-pasuNa.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Kolose 3: 15.
“ Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.”
Renungan
Hari-hari yang kita lalui rasanya semakin menekan berat kehidupan kita. Seperti si bapak ini, walaupun sudah usia lanjut, beban hidup yang harus dia pikul bukannya semakin berkurang. Bagaimana kita menjalani situasi yang menekan kehidupan kita ?
Dalam bacaan renungan malam hari ini kita berbicara tentang damai sejahtera. Namun damai sejahtera, dalam hal ini, bukan sekedar perasaan damai, seperti saat kita melihat pemandangan yang indah. Dalam hal ini damai sejahtera berarti telah dipulihkannya hubungan manusia dengan Allah. Dosa manusia telah membuat hubungan manusia dengan Allah telah rusak. Tidak hanya hubungan Allah dengan manusia yang menjadi rusak tetapi hubungan manusia dengan ciptaan Allah yang lain juga rusak. Ketika jatuh ke dalam dosa, laki-laki mempersalahkan perempuan dan perempuan mempersalahkan ular sebagai penyebab mereka memberontak terhadap perintah Allah. Kematian Yesus Kristus menjadi jalan pemulihan hubungan Allah dengan manusia. “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.”(2 Kor 5:19) Pendamaian yang telah dilakukan Allah dalam Tuhan Yesus Kristuslah yang sekarang menguasai seluruh kehidupan orang percaya. Seluruh keputusan-keputusan moral atau etika orang percaya dikuasai atau dipimpin oleh pendamaian ini. Pertama, orang-orang percaya sekarang disebut sebagai satu tubuh. Demikianlah cara berada hubungan sesama orang percaya. Bila dibandingkan dengan saat manusia jatuh ke dalam dosa, maka sekarang hubungan sesama orang percaya tidak lagi saling menyalahkan. Sebagai sesama orang percaya, maka kehidupannya saling memperhatikan. “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.”(1 Kor. 12:26-27) Kedua, kehidupan orang percaya adalah kehidupan mengucap syukur. Orang percaya bukan hanya mengucap syukur atas berkat pendamaian yang telah dilakukan Allah, tetapi menjadikan hidupnya sebagai bentuk ucapan syukur. Setiap pikiran, perkataan dan perbuatan orang percaya didasari oleh ucapan syukurnya kepada Allah. “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.” (Epesus 5:20)
Demikianlah kita menghadapi kehidupan kita. Memang kehidupan kita semakin menekan berat, tetapi oleh karena kita dikuasai oleh pendamaian Kristus maka kita hidup sebagai satu tubuh. Di tengah-tengah keluarga, kita hidup saling memahami, saling medukung, saling menghormati dan saling menghargai satu dengan lainnya. Demikian juga di tengah-tengah jemaat. Dengan demikian, kita merasa tidak sendirian menjalani kehidupan ini. Oleh karena pendamaian Kristus, kita menjadikan hidup kita sebagai ucapan syukur kita. pikiran, perkataan dan perbuatan kita dikuasai ungkapan syukur kita. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 71:1,3.
- Teman si sada perukur, sindarami senang je. Kubas Yesus legi ukur, maka jumpa dame e. Ia kapen ikutenta, kita kap ngawanNa e. Tuhan Yesus kap Gurunta, kita ‘jar-ajarNa e.
- Kam me si persada kami, k’rina si tek baNdu e. gelah sikeleng-kelengen, ngikutken pedahNdu e. Tudu ku bas kebenaren, e me kap ateNdu e. Kam me jadi penalemen, gelah kami la bene.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan