Renungan Malam 14 Oktober 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 280:1,2.
    1. Keg’luhen doni, Tuhan si ngaturkenca, labo tersipati, Ia si mada kuasa. Tah kai pe jadi, leben enggo ietehNa, la lit si terbuni ilebe-lebeNa. La lit si terbuni ilebe-lebeNa.
    2. Man Tuhan pindo k’rina si perlukenndu. Sehken arah toto, la bo perlu kam aru. Lah tetap ukur arapen la erkusur. Kekelengen Tuhan tetap labo luntur. Kekelengen Tuhan tetap labo luntur
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 4 : 7
    “ Banyak orang berkata: “Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?” Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN !”

Renungan

Sering kita mendengar orang yang berkata, “Hidup seperti deburan ombak ke tepi pantai”. Artinya, persoalan hidup terus menerus melanda hidup kita. Selesai satu persoalan, ada persoalan baru yang menyusul. Bahkan, terkadang persoalan yang lama juga belum selesai, sudah datang lagi persoalan baru. Akhirnya ada orang yang mengganggap hidup itu seperti tumpukan permasalahan. Bernarkah demikian ? Tidak adakah pelajaran yang dapat kita ambil dari pengalaman-pengalaman itu yang memberikan pemahaman baru bagi kita, yang dapat kita jadikan pedoman dalam menghadapi persoalan hidup ini ?
Kita dapat melihat pengalaman Pemazmur. Pemazmur mengalami penderitaan hidup. Dia telah berseru kepada Allah dan Allah telah memberi kelegaan kepada Pemazmur. “Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!” (Mazmur 4:2) Pemazmur telah melewati pengalaman ketidakadilan. Hal ini bukan berarti tidak ada lagi orang yang berlaku tidak adil kepadanya. Pemazmur sendiri mengalami ketidakadilan lagi. Istilahnya, satu persoalan selesai, bukan berarti tidak ada lagi persoalan. Persoalan baru muncul lagi. Namun demikian, dari pengalaman ini, Pemazmur telah memperoleh ketetapan dan keyakinan bahwa Allah-lah penolong hidupnya. Oleh karena itu, dari pengalaman ini, Pemazmur menjawab pertanyaan orang yang mengalami penderitaan juga. Orang-orang yang menderita bertanya siapa yang memperlihatkan yang baik kepada mereka ? Mereka yang mengalami penderitaan telah mencari siapa yang memperhatikan, membela dan menyelamatkan mereka dari penderitaan mereka. Sesuai dengan pengalaman Pemazmur, Pemazmur menyakinkan mereka yang menderita bahwa Tuhan tetap memperhatikan dan menolong mereka yang menderita. Kata-kata “Cahaya wajah Allah menyinari kami” berarti Allah memperhatikan orang-orang yang mengalami penderitaan, berkenan kepada mereka dan dalam kerelaan dan kebaikanNya, Allah menuntun mereka untuk lepas dari penderitaan itu.
Kita lihat kembali perjalanan hidup kita. Tentunya, kita dapat melihat bahwa hidup bukanlah tumpukan permasalahan. Ada saat di mana kita telah mendapatkan kelegaan dari penderitaan hidup kita. Namun, bisa saja karena penderitaan saat ini menekan kita, pengalaman kelegaan itu tidak lagi terasa berarti dalam hidup kita. Kita ingat kembali pengalaman kelegaan yang dilakukan Allah dalam hidup kita. Pengalaman kelegaan itu menjadi keyakinan dan kekuatan kita untuk berharap akan pertolongan Allah. Kita yakin “sinar wajah Allah menyinari kita. Kita yakin Allah memperhatikan penderitaan hidup kita, berkenan kepada kita dan dalam kerelaan dan kebaikanNya, Allah menuntun kita untuk lepas dari permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini. Tuhan memberkati kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 201:1,4.
    1. Malem ate tuhu-tuhu, si ernalem man baNdu. Kam Dibata sinjadiken langit ras doni enda. SalsaliNdu pusuh kami, maka t’rangndu tergejap. Kalak si tek la kap bene, ban kelengNdu e tetap.
    2. Aloken Kamlah o Bapa, kuendesken geluhku. KesahNdu min ngajarisa, lah kueteh nembah baNdu. Pasu – pasu min kerina, daging, ukur, tendingku. Gelah arah tan ras kata, ipujina gelarNdu.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *