- Rende KEE GBKP No. 56:1,2
- Bapa si perkuah, b’re min kami tuah. Ibas t’rang ayoNdu min, kami ‘rdalin erdahin.
- B’re min teptep wari dame bas Kam nari. Aku ban KesahNdu e, rembak min ku Kristus pe.
- Ertoto
- Pengogen Kata Dibata I Samuel 3:8-9.
“ Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.
Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya ”.
Renungen
Kita telah tiba di hari Rabu malam. Berarti hari sebelumnya adalah hari selasa dan besok adalah hari kamis. Kita setiap harinya menjalani perjalanan hidup kita. Malam hari kita beristirahat, pagi-pagi kita bangun, bekerja dari pagi sampai sore, lalu tiba lagi pada malam hari. Hidup seperti roda berputar, dari satu titik, kembali lagi ke titik itu tanpa ada ujungnya. Terlebih seperti saat pandemi covid19 ini, sudah tiga bulan kita mengalami pembatasan sosial. Pergerakan kita terbatas. Pekerjaan kita terbatas dan orang-orang yang kita temui juga terbatas. Pikiran juga terasa terbatas. Kita mungkin sudah kehabisan karya dan bahan untuk diperbincangkan. Ini dapat membuat perasaan bosan dan jenuh. Emosi kita menumpuk dan bercampur aduk. Akhirnya kita gampang marah. Ini karena kita mengganggap semua hari sama. Pemahaman dan pengertian kita-lah yang membuat semua itu menjadi baru. Inilah yang dapat kita lihat dalam kehidupan Samuel.
Pada tengah malam, Samuel mendengar namanya dipanggil. Dia datang kepada Imam Eli sebab menyangka Imam Eli-lah yang memanggil dia. Namun Imam Eli tidak memanggil Samuel. Untuk kedua kalinya Samuel mendengar namanya dipanggil. Kemudian dia datang lagi kepada Imam Eli. Ternyata Imam Eli tidak memanggil Samuel. Lalu untuk ketiga kalinya Samuel mendengar lagi nama dipanggil dan dia tetap datang kepada Imam Eli. Kita dapat membayangkan sampai tiga kali Samuel dipanggil dan dia merasa Imam Eli-lah yang memanggil dia. Dia merasa panggilan itu sama-sama berasal dari Imam Eli. Dia tidak dapat membedakan panggilan itu. Mengapa ? Pada ayat 6-7, dikatakan “La ietehna maka TUHAN kepe si erdilo e, sebab ope denga si e Tuhan langa pernah ngerana man bana”. Baru setelah panggilan ketiga, Imam Eli memahami bahwa Tuhan-lah yang memanggil Samuel. Pemahaman ini membuat suasana baru dalam kehidupan Samuel. Samuel dapat menjawab langsung panggilan Allah itu.
Kehidupan kita adalah jawab terhadap panggilan Allah. Setiap harinya, dalam setiap aktivitas kita, dalam setiap tindakan kita itu semua adalah jawaban kita terhadap panggilan Allah. Kita juga menerima berkat Tuhan setiap harinya. Oleh karena itu tidaklah sama hari-hari yang kita jalani. Setiap hari adalah hari yang baru karena setiap hari kita menjawab panggilan Allah dan setiap hari ada berkat bagi kehidupan kita. - Ertoto
- Rende KEE GBKP No. 203:1,3.
- Pasu-pasu ni Tuhanta, si nemani geluhta. Tiap wari seh man banta la ersibar ngaruhna. Aku pe, aku pe. Pasu-pasu aku pe.
- Ija ndia si darami singkawali geluh e. Yesus ngenca si nampati, maka kita la bene. Aku pe, aku pe, sampatilah aku pe.
- Pertoton Syafaat ras Pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan