Renungan Malam 19 Juni 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 201:1,2.
    1. Malem ate tuhu-tuhu, si ernalem man baNdu. Kam Dibata sinjadiken langit ras doni enda. SalsaliNdu pusuh kami, maka t’rangNdu tergejap. Kalak si tek la kap bene ban kelengNdu e tetap.
    2. Matawari, bulan, bintang, Kam nepasa jadi t’rang. Doni enda dem isina labo kai pe lit si kurang. K’rina si erkesah gia nggeluh i doni enda. Bagi si ngerana nina, “Kam Tuhan si Madasa”
  2. Ertoto
  3. Pengogen Kata Dibata Keluaren 4:10
    “ Tapi nina Musa, “Lang, Tuhan, ula kal suruh Kam aku. Aku labo kalak si beluh ngerana, nai pe lang, genduari kenca Kam ngerana ras aku pe lang, sabab mberat babahku, mberat dilahku”.
    Renungen
    Mungkin kita pernah berkata, “maaf, saya tidak mampu”. Ingatkah kita alasan-alasan yang mendasari kata-kata, “saya tidak mampu”. Apakah karena, setelah dipertimbangkan dari berbagai aspek, kita merasa benar-benar tidak mampu. Atau kita hanya menghaluskan jawaban untuk menolak tanggung jawab itu. Kita merasa tidak punya waktu dan tidak mampu setengah-setengah bertanggungjawab. Kita ingin fokus terhadap satu pekerjaan. Atau kita mengalami ketakutan gagal, ketakutan menghadapi resiko. Apakah hambatan masa lalu yang membuat kita menutup diri untuk menerima tanggung jawab itu ?
    Pada saat Allah memanggil Musa untuk memimpin orang-orang Israel keluar dari Mesir, Musa juga memberi alasannya. Musa berkata “saya tidak pandai berbicara”. Ini bukan alasan pertama. Pada Keluaren 4 ayat 1 dikatakan, “Lalu Musa menjawab kepada TUHAN, “Tetapi bagaimana andaikata orang-orang Israel tidak mau percaya dan tidak mau mempedulikan kata-kata saya? Apa yang harus saya lakukan andaikata mereka berkata bahwa TUHAN tidak menampakkan diri kepada saya?” Jawaban Musa ini memperlihatkan yang menjadi dasar alasannya adalah tanggapan orang lain terhadap perkataannya. Lalu Allah memperlihatkan tanda-tanda ajaib untuk meyakinkan Musa bahwa orang-orang Israel akan percaya. Kemudian Musa mengalihkan alasannya pada ketidakmampuan dirinya berbicara. Pada ayat 11, Allah memberikan dorongan kepada Musa dengan mengatakan bahwa Allah-lah yang menciptakan manusia dengan kemampuan-kemampuannya.
    Dari kisah ini kita dapat memahami bahwa Allah memperlengkapi manusia dengan potensi-potensi diri. Namun berbagai peristiwa dapat saja membuat manusia tidak mengenali dan tidak lagi yakin dengan potensi yang diberikan Allah daalam dirinya. Di saat pandemi covid-19, mari kita melihat kembali potensi diri kita yang selama ini terpendam atau yang tidak kita yakini. Baik untuk memberikan sukacita bagi diri kita bahkan untuk pengembangan ekonomi kita. Jangan katakan “saya tidak mampu”, sebab Allah telah memberikan potensi dalam hidup kita . Allah memperlengkapi kita dengan berbagai kemampuan bahkan untuk saat-saat yang sulit sekalipun.Amin.
  4. Ertoto
  5. Rende KEE GBKP No. 238;1,2
    1. Ibas ndalani perdalanen nggeluh, kiniseran pe reh megati ngupuh, si cengkal ukur ras si mambur iluh, bereNdu teneng gelah banci tunduh. Kesah ras daging rikut pe ras tendi, kempak Dibata k’rina endesken kami. Emaka Kamlah tetap singkawali, lah daging bugis bas medak pepagi.
    2. Segedang wari kami enggo labuh, paksana medem enggo ka me kap seh. IkawaliNdu min sangana tunduh, ‘lah suang gegeh adi banNdu badeh. Kesah ras daging …
  6. Pertoton Syafaat ras Pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *