Renungan Malam 23 Juli 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 374:1,2
    1. Yesus ulu kegeluhenku, Kam me ngenca pengendesenku. Lalap tedeh ate tendingku. Kupehaga Kam bas geluhku. O Tuhan pernehen pusuhku, si ertedeh ate man baNdu. Kugelem pedah ras padanNdu, kusembah Kam ibas geluhku.
    2. Kusembah Tuhan penebusku, si mereken kekelengenNa. Alu tutus reh aku Tuhan ras kerina isi jabungku. O Tuhan pernehen …
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Kejadin 5:29
    “ Janah nina, “Anak enda me si mereken kemalemen ate man banta i bas kelatihennta erdahin ngusahai taneh si enggo isumpahi TUHAN.” E maka ibahanna gelar anak e Nuah.”

Renungen.
Kehadiran anak di tengah keluarga adalah kebahagian keluarga itu. Misalnya, setelah letih bekerja seharian di luar rumah, ketika sampai di rumah di sambut oleh anak yang berlarian mengejar ayahnya, lalu sang ayah juga dengan sukacita memeluk anaknya. Di saat yang seperti ini, hilanglah rasa letih si ayah.
Bacaan renungan ini adalah ungkapan Lamekh ketika anaknya lahir. Lamekh meyakini bahwa anaknya ini menjadi penghiburan dalam kehidupannya yang penuh penderitaan. Dari beberapa ayat sebelumnya kita mencoba melihat situasi yang terjadi pada saat itu. Dalam Kejadian 3 ayat 17, dikatakan, “ Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:” Setelah manusia melanggar perintah Allah, maka manusia harus menghadapi penderitaan untuk memperoleh kehidupannya. Penderitaan dalam mencari keperluan hidup juga dibarengi dengan meningkatnya kekerasan dalam hidup itu. Dikatakan dalam Kejadian 4:24, “Adi man kalak si munuh Kain pitu kalak ibunuh jadi balasna, maka man kalak si munuh aku pitu puluh kalak ibunuh.” Dalam penderitaan dan kekerasan hidup ini, Lamekh meyakini dan memiliki pengharapan bahwa kehadiran anaknya akan menjadi penghiburan bagi kehidupannya. Pemberian nama Nuh itu juga mengungkapkan keyakinan dan pengharapan Lamekh. Secara harafiah nama Nuh berarti beristirahat atau penghiburan. Nama Nuh yang berarti penghiburan ini menjadi nyata setelah bencana air bah. Setelah bencana air bah, Nuh mempersembahken korban yang menenangkan bencana itu. Ini menjadi penghiburan bagi manusia karena Tuhan tidak mengutuk bumi ini lagi karena perbuatan manusia (Kejadin 8:21). Demikianlah keyakinan dan pengharapan Lamekh bahwa kehadiran Nuh akan menjadi penghiburan atau beristirahatnya penderitaan yang terjadi dalam kehidupannya.
Hari ini kita memperingati Hari Anak Nasional. Hal ini untuk mengingatkan pentingnya perlindungan hak anak. Kehadiran anak dalam keluarga menjadi keyakinan dan pengharapan akan adanya penghiburan bagi masa depan keluarga itu. Oleh karena itu, menjadi tugas kita untuk melindungi hak anak-anak ini sehingga benarlah masa depannya menjadi sukacita bagi kita. Kita mau berletih dan bersusah payah, salah satunya demi masa depan dan kebahagaian anak-anak kita. Segala keletihan kita dalam memperjuangkan kehidupan ini berubah menjadi kebahagaian setelah kita mendapati anak-anak yang takut akan Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Amsal 23:24-25, “ Malem me ate bapa adi anakna erkemalangen man Dibata; ersurak pusuhna adi pentar anakna. Bahanlah maka megah iakap nande bapandu; malemlah ate diberu si mupusken kam.” Selamat Hari Anak Nasional.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 124:3
    1. Meriah kal iakap orang tua, adi anakna ngikut ajar e. E malem ukur si mesui lupa, ‘di la njuruken lagu anak e. Senangna e di Tuhan si perkuah, rembak kin rusur ras dahinna e. ipasu-pasu Tuhan daten tuah, je malem-malem me ukurna e.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *