- Rende KEE GBKP No. 304:1,2
- O Tuhanku, o Dibatangku, rusur aku nimbak pedahNdu. Nggo meluat k’rina geluhku. Labo dame banna pusuhku.
- O Tuhanku, o Dibatangku, kutungtungken ukurku baNdu. Ras mekuah atendu aku, sasapkenlah salah dosangku.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Mazmur 51 : 12.
“ Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.”
Renungan
Saya yakin, apabila kita menemukan lokasi seperti gambar hamparan sawah terasering dengan padi yang sudah menguning ini, kita akan berhenti sejenak untuk berselfie ria di lokasi ini. Sayang rasanya apabila tidak mengabadikan pemandangan yang indah ini. Namun demikian, untuk membuat persawahan terasering seperti ini, yang kita katakan indah ini, dibutuhkan kebersamaan, kesabaran, kesetiaan dan semangat juang yang besar untuk mewujudkannya. Saat ini kita memang membutuhkan pemulihan roh yang setia.
Ini juga yang dimintakan Daud dalam Mazmur 51 ini. Dia memohon agar Tuhan memperbaharui batinnya dengan roh yang teguh. Mengapa Daud memohonkan hal ini ?
Ketika kita membaca Mamzur 51, mulai ayat 3, kita membaca pengakuan dosa yang dilakukan Daud. Pengakuan dosa ini muncul setelah nabi Natan mengingatkan perbuatan dosa yang dilakukan Daud. Perkataan nabi Natan ini membuka hati dan pikiran Daud tentang perbuatan dosa yang dia lakukan. Daud sadar akan pelanggarannya. Dia dibayangi terus akan dosa yang telah dilakukannya. Dalam ayat 5, Daud mengakukannya, “ Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.” Perbuatan dosa ini telah membuat Daud kehilangan kegirangan dan sukacita. Pengalaman ini dirasakan Daud seakan-akan tulangnya telah remuk. Karena itu dia memohon, “Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!” (8)
Daud percaya bahwa Allah penuh kasih dan mau memberi pengampunan dosa. Oleh karena itu, Daud tidak hanya memohon agar Allah membersihkan hidupnya dari dosa, tetapi juga memohon agar batinnya diperbaharui. Pengampunan juga harus dibarengi dengan roh yang teguh, setia kepada Tuhan.
Dari pengalaman Daud ini, kita memahami bahwa salah satu yang membuat kita tertekan dan kehilangan semangat juang kita adalah dosa yang terus membayangi kita. Sebagai orang yang telah diselamatkan Allah, diberikan roh dalam hati kita, maka setiap pelanggaran dan dosa yang kita lakukan akan membuat hati kita berontak. Batin kita tertekan dan perasaan bersalah itu terus menghantui kita. Hal inilah yang sering mengakibatkan konflik batin dan akhirnya konflik dengan seisi rumah dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Dosa menghalangi kita memperoleh kegirangan, sukacita dan semangat hidup. Oleh karena itu, sama seperti Daud, jalan keluarnya adalah kesadaran dan pengakuan dosa. Kita mengakui dosa dan pelanggaran kita kepada Allah. Namun demikian kita juga memohon agar Allah memperbaharui batin kita sehingga kita memiliki roh untuk setia melakukan apa yang benar dihadapan Allah. Pengampuan Allah memberikan kegirangan, sukacita, semangat, dan kesetian untuk menjalani perjuangan hidup kita.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 423:1,2
- Kam nebusi aku Tuhan, Kam si peteneng tendingku. Tendi si ndube tertaban, tegulah kuadepenNdu. Malem kal ateku Bapa, ban keleng ateNdu. Kupuji gelarNdu Bapa, mulia gelarNdu. TeguNdulah aku Tuhan, ibas pusuhku Kam ringan. PetetapNdu aku Tuhan, ‘lah dosa talu me kuban.
- Kam ngalemi aku Tuhan, Kam simpepalem pusuhku. Pusuh si megati nogan, mbaru perbahan kelengNdu. Malem kal ateku Bapa…
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan