Renungan Malam 7 September 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 264:1,3
    1. Ateku tedeh man baNdu o Tuhan, malem me ateku jumpa si erkuasa. Aku megegeh, ‘di ras Kam o Tuhan, sabab Kam me kapen ulu sin asana. Kubegi KataNdu, kata si tuhu – tuhu, keke me ukurku nehken peratenNdu.
    2. Ib’reNdu pedah, kuakap pe megah. Tambah pengertin, ‘dat kiniulin. Tambah pemeteh, turah kapen gegeh. PemereNdu sampur, ras kukataken bujur. Kubegi KataNdu …
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Yesaya 12 : 1 – 2.
    “ Reh me warina maka rende kalak nina, “Kupuji Kam, o TUHAN, sabab iapuliNdu aku. Mbarenda nembeh AteNdu aku, tapi genduari lanai AteNdu merawa. Dibata kap keselamatenku, man BaNa aku ernalem, emaka la aku mbiar. TUHAN kap si mereken kuasa ras keriahen man bangku; IA kap keselamatenku.”

Renungan

Terkadang kesulitan yang terjadi kita anggap benar-benar kesulitan yang hanya akan menghancurkan kehidupan kita. Kita tidak dapat lagi melihat adanya kebaikan dari kesulitan hidup ini. Namun demikian, bagaimana kita memandang kesulitan yang terjadi dalam hidup kita ?
Bangsa Israel mengalami pembuangan ke Babel. Sebagai bangsa pilihan Allah, tentunya sulit bagi bangsa ini untuk menerima kenyataan bahwa mereka dijajah dan dibuang ke Babel. Mereka meyakini bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah Pencipta alam semesta. Allah yang gagah perkasa, berkuasa atas bangsa-bangsa. Tetapi kenyataannya, mereka di buang ke Babel. Ini menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa mereka dapat dijajah dan dibuang ke Babel, suatu bangsa yang menyembah berhala-hala? Yesaya 12 ini memperlihatkan jawaban atas pertanyaan ini. Penjajahan dan pembuangan yang mereka alami adalah akibat kesalahan mereka. Tuhan Allah-lah yang menghukum mereka. Penjajahan dan pembuangan yang mereka alami bukan menunjukkan Allah yang kalah, yang lemah yang tidak berkuasa atas bangsa-bangsa lain. Pengalaman bangsa Israel ini menunjukkan bangsa Israel harus menerima kenyataan bahwa Tuhan menghukum kesalahan mereka. Namun demikian, mereka meyakini bahwa bukan untuk selama-lamanya Allah menghukum mereka. Mereka meyakini hukuman Allah ini bukan untuk menghancurkan mereka tetapi memimpin kepada keselamatan. Keyakinan Yesaya bahwa ada waktunya TUHAN sendiri yang menghibur umatNya. Memahami hal ini, menuntun bangsa untuk percaya kepada Allah. Allah adalah kekuatan yang menyelamatkan. Ada sukacita karena keselamatan yang dari Allah. Karena itu mereka merasa tidak perlu takut menghadapi penderitaan itu.
Pengalaman bangsa Israel ini juga dapat menguatkan iman kita. Kita meyakini tidak ada peristiwa yang diluar pemeliharaan Allah. Bahkan penderitaan sekalipun dapat membawa kita kepada keselamatan. Inilah yang membuat kita mempercayakan dan berserah kepada pemeliharaan Allah. Dengan menerima keadaan kita dalam rancangan pemeliharaan Allah maka kita dapat melihat hal-hal baik, bahkan dalam penderitaan sekalipun. Seperti tebing gersang di Purwakarta ini. Mungkin awalnya, banyak orang berpikir apa manfaatnya tebing curam seperti ini. Tidak dapat ditanami atau di tambang. Intinya, tidak dapat menghasilkan apa-apa. Tetapi jika kita meyakini bahwa Allah memelihara hidup kita, maka muncul pemikiran-pemikiran untuk memanfaatkan setiap keadaan untuk kebaikan hidup kita. Maka jadilah Skylodge tertinggi di dunia dengan sewa 4 juta rupiah perhari. Demikianlah kita meyakini pemeliharaan Allah tetap dalam hidup kita. Allah memimpin kita kepada keselamatan melalui penderitaan hidup ini. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 168:1,3
    1. Tegu aku o Tuhanku, ibas dalan mesera. La lit ngasup ras gegehku, b’re min tanNdu negusa. Roti surga, roti surge, tetap b’reken man bangku. Tetap b’reken man bangku.
    2. Aru ate bas geluhku, Kam me si nampatisa. Lalap Kam me si negu aku, gelah seh pe ku surga. Kam penampat, Kam penampat, lalap seh rasa lalap, lalap seh rasa lalap.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *