- Rende KEE GBKP No. 202:1,2
- Ernalem gelah man Yesus, kula ukur tendingku. Endesken geluhndu baNa, keleng ateNa bandu. Ernalem gelah, tutus min gelah. O Yesus ku bahan aku ernalem gelah.
- Kita k’rina bas geluhta, p’raten daging simbak min. Pindo lebe gegeh baNa, maka kita erdahin. Ernalem gelah …
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata
Diperintahkannyalah kepada yang paling di muka: “Apabila Esau, kakakku, bertemu dengan engkau dan bertanya kepadamu: Siapakah tuanmu? dan ke manakah engkau pergi? dan milik siapakah ternak yang di depanmu itu? jawablah: milik hambamu Yakub; inilah persembahan yang dikirim kepada tuanku Esau, dan Yakub sendiripun ada di belakang kami.” Begitulah diperintahkannya baik kepada yang kedua maupun kepada yang ketiga dan kepada sekalian orang yang berjalan menggiring kumpulan hewan itu, katanya: “Seperti perkataanku tadilah kamu katakan kepada Esau, apabila kamu berjumpa dengan dia; dan kamu harus mengatakan juga: Hambamu Yakub sendiri ada di belakang kami.” Sebab pikir Yakub: “Baiklah aku mendamaikan hatinya dengan persembahan yang diantarkan lebih dahulu, kemudian barulah aku akan melihat mukanya; mungkin ia akan menerima aku dengan baik.”
Renungan
Hidup membutuhkan strategi. Seperti permainan sepak bola, setiap pelatih akan menganalisa kemampuan yang dimiliki oleh timnya, mengukur kemampuan lawan dan menyusun strategi dalam menghadapi lawan. Demikian juga dalam kehidupan kita. Kita tidak hanya mampu memahami kemampuan yang kita miliki atau tantangan yang harus kita hadapi, tetapi kita juga membutuhkan strategi. Kita harus memiliki strategi agar kita dapat memaksimalkan kemampuan yang kita miliki untuk menyelesaikan tantangan yang kita hadapi.
Inilah yang dilakukan Jakup dalam menghadapi perjalanan hidupnya. Dalam Kejadian 31:1-2, dikatakan, “Kedengaranlah kepada Yakub anak-anak Laban berkata demikian: “Yakub telah mengambil segala harta milik ayah kita dan dari harta itulah ia membangun segala kekayaannya.” Lagi kelihatan kepada Yakub dari muka Laban, bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadanya. Lalu berdasarkan petunjuk Allah, maka Jakup meninggalkan Laban dengan membawa istrinya, anak-anaknya dan semua harta miliknya yang diperolehnya selama bekerja pada Laban. Jakup kembali negeri nenek moyangnya dan kepada kaumnya (Kejadian 31:3). Di tengah perjalanannya, Laban mengejar Jakup dan menemukan Jakup di pegunungan Gilead. Setelah berdamai dengan Laban, Jakup harus menghadapi pertemuannya dengan Esau, kakak kandungnya tang telah ditipunya. Untuk itu Jakup menyusun strategi. Jakup mengirim utusan kepada Esau agar Jakup mendapat belas kasihan Esau. Tetapi para utusan itu membawa berita bahwa Esau juga sedang berjalan menemui Jakup dengan diiringi 400 orang. “ Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan. Sebab pikirnya: “Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu, sehingga terpukul kalah, maka pasukan yang tinggal akan terluput.” (Kej. 32:7-8) Jakup membagi hambanya dan harta miliknya menjadi tiga kelompok. Dan Jakup berharap agar masing-masing kelompok dapat menjadi persembahan yang dapat menenangkan hati kakaknya Esau.
Namun demikian apa yang diperkirakan Jakup jauh dari kenyataan yang terjadi. Ketika Jakup dan Esau bertemu, maka yang terjadi adalah, “Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu. Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka. (Kej. 33:3-4 )
Kita memang membutuhkan strategi dalam menghadapi kehidupan kita. Kita harus mampu mengenali kemampuan kita dan dan memahami persoalan yang kita hadapi. Tetapi hal itu tidaklah menjadi ketakutan apabila hasil analisa kita mengatakan bahwa kita tidak akan mampu menghadapi tantangan. Atau sebaliknya kita merasa jumawa, karena kita merasa kemampuan kita berada di atas tantangan yang kita hadapi. Masih ada faktor yang lain, yang sangat menentukan perjuangan kehidupan kita. Faktor itu adalah faktor kuasa dan kasih Allah. Allah-lah yang berkuasa untuk menentukkan yang terbaik dalam kehidupan kita. Sebaik apapun strategi hidup kita, tetaplah berserah kepada kehendak Allah. Amin.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 179:1,2.
- ‘Di nggo reh ben wari, pekesahken ka. Bage tetap wari, puji Dibata.
- Tuhan sikawalta, ibas berngi e. endesken man baNa, kula tendi pe.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan