Renungan Malam 25 Juni 2020

  1. Rende KEE GBKP No.377:1,2
    1. Kuakuken me dosangku, ilebe Tuhan. Megati aku lalar bas kegeluhenku. Keleng ateNdu pengarapenku. Iteruh perkuahNdu malem me pusuhku. Keleng ateNdu pengarapenku. Iteruh perkuahNdu malem me pusuhku.
    2. Erlebuh aku baNdu o Yesus Tuhanku. Alemi min o Bapa salah ras lepakku. Keleng ateNdu pengarapenku. Tedeh ‘teku ngidah belinna perkuahNdu. Keleng ateNdu pengarapenku. Tedeh ‘teku ngidah belinna perkuahNdu.
  2. Ertoto
  3. Pengogen Kata Dibata Ratapan 3:40-41.
    “ Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN. Marilah kita mengangkat hati dan tangan kita kepada Allah di sorga”.
    Renungen
    Dalam perjalanan kehidupan ini, kita seringkali menghadapi rintangan-rintangan. Kita dapat mengatakannya bahwa rintangan ini berasal dari luar diri kita, tetapi juga mungkin berasal dari dalam diri kita. Dampak covid19 yang terjadi saat ini tidak pernah kita duga. Pandemi covid19 benar-benar memperberat kondisi kehidupan kita, baik secara ekonomi, sosial, budaya, kesehatan fisik dan mental, dan kerohanian kita. Namun demikian, kita juga perlu melihat ke dalam diri kita agar dampak covid19 dapat kita tanggung dan kita tetap bergerak maju.
    Bacaan Firman Tuhan malam hari ini berasal dari Kitab Ratapan. Latar berlakang Kitab Ratapan ini adalah kehancuran Yerusalem. “Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan penderitaannya, akan segala harta benda yang dimilikinya dahulu kala; tatkala penduduknya jatuh ke tangan lawan, dan tak ada penolong baginya, para lawan memandangnya, dan tertawa karena keruntuhannya”(Ratapan 1:7). Dalam kondisi kehancuran itu, tetap ada iman dalam diri mereka. Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya (Ratapan 3:22-24). Karena mengenal Allah yang mengasihi, maka tetap terbuka kesempatan untuk mendapatkan kembali kehidupan yang telah hancur. “Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya”(Ratapan 3:31-32). Karena tetap terbuka bagi kita kesempatan untuk mendapatkan kasih Allah, marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita. Kita melihat kembali perjalanan hidup kita untuk menemukan tindakan-tindakan yang tidak berkenan kepada Allah. Kita mengakui kesalahan kita dan kembali menyelaraskannya dengan kehendak Allah.
    Demikian juga dalam kehidupan kita, kita tetap perlu mengevaluasi perjalanan kehidupan kita. Kita mau terbuka menyelidiki dan memeriksa hidup kita. Kita tetap mengenal hati dan pikiran kita. Kita menyelidiki jalan kita apakah tetap seperti kehendak Allah. Kita memeriksa hidup kita apakah kita tetap pada tujuan yang diinginkan Allah dalam hidup kita. Pandemi covid19 memang memberatkan hidup kita, tetapi bukan berarti kita harus kehilangan harapan, arah dan pegangan hidup kita. Kegagalan dalam hidup dapat terjadi bukan semata karena covid, tetapi bisa juga terjadi karena orang tersebut sudah kehilangan harapan dalam hidupnya. Walaupun perjuangan kita ditekan oleh pandemi ini, kita tetap bisa bergerak maju, karena tetap ada iman dan harapan akan kasih setia Tuhan yang tiada habis-habisnya. Amin.
  4. Ertoto
  5. Rende KEE GBKP No. 307:1
    1. Tuhanku, Kam me permakanku, emaka la kekurangen aku. Ku mbal mbal meratah aku babaNdu, ipesenang-senangNdu geluhku. Permakanku si njayan geluhku, malem ateku, senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku. Kam me Tuhanku permakanku.
  6. Pertoton Syafaat ras Pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *