Renungan Malam 29 September 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 328:1,3.
    1. Teruh kayu silangNdu, ku’ndesken geluhku. Lau sumbul kegeluhen, maler kap man bangku. SilangNdu, silangNdu, e kumuliaken. Seh ku surga me pagin, geluhku terkelin.
    2. Teruh kayu silangndu, liasNdu kuinget. Ibas dalin geluhku, kelengNdu tersinget. SilangNdu …
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 143:4-6
    “ Semangatku lemah lesu dalam diriku, hatiku tertegun dalam tubuhku. Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu. Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. Sela ”

“ Enggo labuh kal aku, bene kal ukurku. Kupeinget-inget wari-wari si enggo lepas, kuukuri kerina perbahanenNdu, kukusur-kusur i bas pusuhku kai si enggo ilakokenNdu. Kuangkat tanku ertoto aku man baNdu, desken taneh kelegon, muas aku man baNdu.”

Renungan.

Ada saat di mana beban hidup yang begitu berat menekan hidup kita. Kita merasa tidak tahu harus berkata-kata atau mengerjakan apa lagi. Seakan-akan semua pekerjaan yang kita kerjakan tidak membuahkan hasil, sia-sia semuanya. Bahkan hidup semakin sulit saja setiap harinya. Secara fisik, mungkin kita tidak tahu harus berbuat apa lagi, namun demikian, bukan berarti tidak ada yang dapat kita lakukan. Masih ada yang dapat kita lakukan. Kita dapat belajar dari kondisi Pemazmur ini.
Pemazmur menyadari keadaannya benar-benar butuh pertolongan. Pemazmur ngatakenca ‘enggo bene kal ukurku”, semangatku lemah lesu, tertegun, atau tidak dapat berkata-kata lagi. Demikianlah beratnya penderitaan yang dialami Pemazmur. Walaupun dalam situasi yang demikian berat, Pemazmur tetap mempunyai upaya. Ada dua hal yang dilakukan Pemazmur. Pertama, Pemazmur merenungkan segala pekerjaan TUHAN dan memikirkan perbuatan tangan TUHAN. Kedua, Pemazmur mengangkat tangannya berdoa kepada Tuhan.
Memang inilah yang penting kita lakukan ketika beban berat itu telah membuat semangat kita lemah lesu, tidak ada lagi kata-kata yang terucapkan. Kita merenungkan dan mengingat perbuatan-perbuatan Allah yang telah dilakukanNya dalam hidup kita. Bagaimana Allah memelihara hidup kita, melepaskan kita dari berbagai macam kesulitan hidup. Semua hal-hal baik yang dilakukan Allah, tetap perlu kita ingat-ingat. Hal ini akan membangkitkan pengharapan kita, kekuatan kita dan semangat kita. Dalam situasi yang sulit, kita mengingat-ingat hal yang baik agar muncul pengharapan yang baik dan semangat untuk merasakannya kembali. Sebaliknya, bila dalam keadaan sulit, kita terus menerus mengingat hal-hal buruk, justru akan membuat kita semakin takut bahwa kejadian buruk itu benar-benar terjadi dalam hidup kita.
Proses merenungkan dan meningat akan membangkitkan keyakinan kita akan pertolongan Allah. Inilah yang mendasari doa-doa kita. Kita tidak menjadikan doa sebagai alat uji coba. Seakan-akan berkata, berdoa sajalah, mana tahu di dengar Tuhan. Kalau di dengar, ya, puji Tuhan, kalau tidak di dengar, maka tidak ada penyesalan lagi, “jangan-jangan karena aku tidak berdoa”. Kita berdoa karena ada pengharapan dan keyakinan akan pertolongan Allah. Seperti tanah yang tandus merindukan air, demikianlah jiwa kita benar-benar yakin dan berharap akan pertolongan TUHAN. Tetap ada yang dapat kita lakukan. Tuhan melihat dan memberkati kehidupan kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 200:1,2
    1. O Tuhan babai min dalanku bas doni, labuh ras la kesah gegehku. SoraNdu terbegi man bangku nemani. Lalap Kam me kuban temanku.
    2. O Tuhan sampatlah geluhku gundari. Ola Kam erleka bas aku. Kawali geluhku suari ras berngi, lalap Kam me kuban temanku
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *