Renungan Malam 5 Juni 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 201:1,4.
    1. Malem ate tuhu-tuhu si ernalem man baNdu. Kam Dibata si njadiken langit ras doni enda. Salsalindu pusuh kami, maka t’rangNdu tergejap. Kalak si tek la kap bene ban kelengNdu e tetap.
    2. Aloken Kamlah o Bapa, kuendesken geluhku. KesahNdu min ngajarisa lah kuteh nembah baNdu. Pasu-pasu min kerina daging, ukur, tendingku. Gelah arah tan ras kata, ipujiNa gelarNdu.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Pustaka Si Badia : 1 Timotius 4:7-10.
    “ Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya ”.
    Renungen :
    Dalam bacaan kita ini, Paulus mengingatkan Timotius untuk latihan beribadah. Mengapa harus latihan untuk beribadah ? Di sekitar kehidupan Timotius beredar pengajaran yang melarang orang kawin, melarang orang makan makanan tertentu. Hal berpantang ini dianggap sebagai melatih tubuh agar tidak tercemar. Inilah yang mereka katakan sebagai ibadah. Menurut Paulus ibadah seperti ini sebagai latihan badani yang terbatas gunanya, hanya untuk saat ini saja. Oleh karena itu Paulus mendorong Timotius melatih dirinya melakukan sesuatu yang berguna untuk hidup saat ini dan untuk hidup yang akan datang, yaitu beribadah. Lalu apa yang dimaksud Paulus dengan beribadah?
    Pada hari minggu pagi, seorang bapak bertemu dengan seorang temannya di lampu merah. Bapak ini bertanya kepada temannya, “Mau kemana kam pagi-pagi seperti ini ? Lalu temannya itu menjawab, “saya mau pergi beribadah di Gereja”. Tidak salah untuk mengatakan kita beribadah di Gereja. Tetapi yang di maksud dengan beribadah tidaklah berarti hanya pergi ke gereja. Beribadah berarti hidup berkenan kepada Allah. Hidup berkenan kepada Allah berarti mempercayakan hati, pikiran, perkataan dan perbuatan setiap hari kita untuk dikendalikan, dipimpin atau diarahkan oleh Allah Tritunggal. Oleh karena itu, memang kita harus melatih diri kita, agar dalam situasi apa pun, hati, pikiran, perkataan dan perbuatan tetap dipimpin oleh Allah Tritunggal
    Pada saat ini, tantangan kita bukan pengajaran sesat tentang berpantang, tetapi kesulitan-kesulitan hidup. Bisa jadi, kesulitan hiduplah yang menjadi pengendali, memimpin dan mengarahkan hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita kepada kecemasan, ketakutan, kekhawatiran, yang pada akhirnya melamahkan iman kita. Oleh karena itu, kita harus berjerih payah dan berjuang agar kita tetap hidup berkenan kepada Allah dalam kesulitan-kesulitan hidup saat ini. Dalam segala situasi, pengharapan kita tetap kepada Allah.
  4. Ertoto
  5. Rende KEE GBKP No. 270:1,2.
    1. Ermengkah ras ertoto, em kege’luhen si payo. Bas Kristus keriahennta, meteruk ukurta. Ibas senang ‘ntah susah kecibal geluhta. Pujilah Tuhan, kataken bujur alu bulat ukur.
    2. Meder udan ras baho, petir gelap ras lenggur. Tumpat ukurku labo, kukataken bujur. Ibas senang ‘ntah susah kecibal geluhta. Pujilah Tuhan, kataken bujur alu bulat ukur.
  6. Pertoton Syafaat ras Pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *