Renungan Malam 6 November 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 233:1,2
    1. Si bas dosa kin ercebah, olanai min dage pedekah-dekah. Tuhan Yesus ‘nggo ertenah, itimaiNa me kam wari sendah. Minter dahi Tuhan Yesus si melias, je turiken k’rina dosa alu telkas, ‘lah darehNa mbersihkenca seh melikas, maka baNa enggo kelas.
    2. Gia ‘nggo luka iban dosa, ibas Tuhan ‘nggo lit me kap tawarna. Ia ban si pekenasa,gelah ola pagi jumpa kelesa. Minter dahi Tuhan Yesus …
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Ulangan 1:43;46
    “ Dan aku berbicara kepadamu tetapi kamu tidak mendengarkan, kamu menentang titah TUHAN; kamu berlaku terlalu berani dan maju ke arah pegunungan.
    Demikianlah kamu lama tinggal di Kadesh, yakni sepanjang waktu kamu tinggal di sana.”

Renungan

Allah telah memberi akal pikiran bagi manusia untuk menolong manusia memahami situasi hidupnya, menilai peristiwa dalam kerangka baik-buruk dan benar-salah dan mengambil keputusan yang berkenan kepada Allah. Namun demikian, penggunaan akal pikiran ini tidak dapat dibiarkan tanpa kendali. Ketidapatuhan dapat membuat kita melakukan hal-hal yang aneh. Akal pikiran kita harus tetap patuh kepada kehendak Allah.
Dalam renungan malam hari ini, kita dapat melihat salah satu contoh penggunaan akal pikiran yang tidak patuh pada kehendak Allah.
Di dalam Kitab Ulangan 1 ini, kita diberitahukan tentang perjalanan bangsa Israel yang telah keluar dari tanah Mesir. Saat itu bangsa Israel telah sampai di pegunungan Horeb. Allah menyuruh bangsa Israel maju ke pegunungan orang Amori sebab Allah telah menyerahkan negeri orang Amori ( Ulangan 1:7-8). Namun demikian, bangsa Israel meminta agar Musa menyuruh pengintai melihat tanah orang Amori. Laporan para pengintai justru membuat bangsa Israel mengerutu. (Ulangan 1:27) Mendengar hal itu Musa menetapkan hati orang Israel, “Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka; TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu, dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini.Tetapi walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada TUHAN, Allahmu,” (Ulangan 1:29-32) Bangsa Israel tidak mau maju merebut tanah orang Amori. Melihat hal itu Allah menjadi murka dan menghukum bangsa Israel. Allah menyuruh bangsa Israel berbalik ke padang gurun. Mendengar murka Allah itu, akhirnya bangsa Israel, mengaku dosa dan bertekad maju menyerang orang Amori. Namun demikian, Allah telah menuruh mereka mundur. Tetapi mereka tidak mendengar perintah Allah itu dan akhirnya mereka kalah dan lama tinggal di Kadesh.
Dalam hal ini kita melihat bangsa Israel yang memakai logika dalam menanggapi perintah Allah. Mendengar laporan para pengintai, mereka menjadi takut berperang, walaupun Allah telah berjanji memberikan negeri orang Amori. Sebaliknya, ketika Allah menyuruh mereka mundur, mereka malah maju. Bisa jadi karena dorongan rasa bersalah dan pembuktian diri bahwa mereka tidak takut, sehingga walaupun waktunya tidak tepat, mereka tetap maju tanpa mengindahkan perintah Allah agar mereka mundur. Firman Tuhan menyebut mereka “berlaku terlalu berani”.
Walaupun kita salah, tidak perlu “berlaku terlalu berani” untuk membuktikan kita tidak takut, yang akhirnya justru membuat kita tidak patuh kepada kehendak Allah. Kita ingin cepat-cepat segera berakhir kegagalan itu. Sebaliknya, ketidakpatuhan kepada kehendak Allah-lah yang membuat kehidupan kita tidak bergerak maju. Rasa bersalah justru membuat kita semakin patuh kepada Allah. Kita datang kepada Tuhan dan melakukan kehendak Allah.
Tuhan memberkati kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen.
  2. Rende KEE GBKP No. 309:1,3.
    1. Pengasup kami o Tuhan gelah pedahNdu banci idalanken, em kap tendang kami bas kegeluhen. KataNdu si man gelemen. Gelah tangkas kata ras perbahanen, ban min kami tetap bas kebujuren. SurgaNdu kap perayaken.
    2. Kawali kami o Tuhan, alu gegeh ras kuasaNdu si mbelin. Olangilah kami idur si setan si atena encedaken. DameNdu gelah tetap kuarapken. Ban kelengNdu ngenca kap kami atan, bengket ku bas kesangapen.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *