- Rende KEE GBKP No. 369:1,2
- O Dibata Kam pengarapenku, malem kal ateku ibahanNdu. Perban e kupuji Kam Tuhanku, rasa lalap seh rasa lalap.
- O Tuhan Kam me kap kecionku, Tupung aku ‘bas kiniseranku. Perban e kupuji Kam Tuhanku, rasa lalap seh rasa lalap.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Mazmur 31:22-23.
“ Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan! Aku menyangka dalam kebingunganku: “Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu.” Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong.
Renungan
Salah duga adalah ciri kehidupan manusia. Manusia terbatas dalam mengetahui dan memahami kejadian-kejadian di masa depan. Kita hanya dapat memperkirakan apa yang akan terjadi. Biasanya yang banyak menjadi perkiraan kita adalah perkiraan peristiwa-peristiwa yang menakutkan kita. Pikiran kita meyakinkan kita bahwa perkirakan itu akan benar-benar menjadi kenyataan. Inilah yang kemudian menjadi ketakutan dalam hidup kita. Hal ini bukan berarti ancaman dan tantangan itu tidak nyata. Ancaman dan tantangan hidup selalu saja ada dalam hidup kita. Tetapi yang sering kita salah menduganya bahwa ancaman dan tantangan itu benar-benar akan membuat kita hancur. Terkadang kita lupa bahwa ada kuasa yang berkuasa atas kehidupan di dunia ini. Inilah yang diakukan Pemamzur dalam bacaan renungan kita malam hari ini.
Pemazmur mengakui bahwa ada bahaya yang mengancam hidupnya. Dalam Mazmur 31:14, dikatakan “Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, ada kegentaran dari segala pihak! mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.” Situasi ini membuat Pemazmur mengalami kesesakan dan menjadi bingung. Dia menyangka, hidupnya telah terbuang dari hadapan Allah. Dia mengatakannya, “Aku menyangka dalam kebingunganku: “Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu.” Tapi ternyata Tuhan mendengarkan teriakannya. Inilah yang menjadi alasan Pemazmur menaikkan pujian bagi Allah. “Pujilah TUHAN. Andiko belinna keleng ate si icidahkenNa.”
Bersama dengan ungkapan Pemazmur ini, pada Sabtu malam hari ini kita diundang untuk mengingat dan merasakan pertolongan Allah dalam hidup kita. Mungkin sudah beberapa kali kali kita sudah binggung, ada dalam kesesakan dan menyangka hidup kita sudah terbuang. Namun, ternyata karena pertolongan Tuhan, kita dapat melewatinya, mendapatkan keselamatan dan kita bisa ada seperti sekarang ini kita adanya. Inilah yang kita ingat dan membawa kita kepada pengakun, “Pujilah TUHAN ! Andiko belinna keleng ate si icidahkenNa man kami”. Kita persiapkan tubuh, roh, jiwa, hati dan pikiran kita untuk menaikkan pujian syukur kita kepada Allah dalam ibadah minggu kita esok hari. Berkenanlah Tuhan Allah akan penyembahan dan pujian syukur kita. Tuhan memberkati kita. Amin.
- Ertoto kenca renungen.
- Rende KEE GBKP No. 321:1,3
- Si sembahlah min, Tuhan si mbelin, endekenlah min, enden-nden pujin. Tuhan Dibatanta ingan cicio, sembahlah Ia ola kita menggo.
- Seh kal ulina penjayamenNdu, terang ras gelap e nuduhkenca. Udan ras lego k’rina kap ndatkenca. Kuasa kekelengenNa mbelin tuhu.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan