- Rende KEE GBKP No. 386:1,2
- Tuhan kap permakan geluhku, maka la kekurangen aku. Itengah mbal-mbal si meratah, geluhku ipesenangkenNdu. O Tuhan Kam penalemenku, temaniNdu ibas dalanku. Tuhu malem ate tendingku, perbahan Tuhan temanku.
- Kempak lau si teneng malerna, itegu-teguNa geluhku, pelimbaruiNdu gegehku dalan pinter babaNdu aku. O Tuhan Kam penalemenku …
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Jeremia 17:7-8
“ Tapi kalak si ernalem man bangKu, Kupasu-pasu ia. Ia bali ras batang kayu si turah deher lau maler, uratna njoler seh kempak lau. La aru atena tupung paksa perlego, erkiteken bulungna tetap meratah”.
Renungen
Beberapa hari ini kami melihat pucuk-pucuk tanaman di sekitar rumah menjadi layu. Kami berpikir hama apa yang membuat pucuk tanaman itu layu. Kami teringat sudah beberapa hari tidak hujan. Lalu pada sore harinya kami menyiram tanaman itu. Dan pada keesokan harinya, tanaman itu sudah segar kembali.
Kehidupan manusia sering diumpamakan seperti tumbuh-tumbuhan. Allah telah memberikan potensi kehidupan dalam setiap bibit. Namun bagaimana bibit menjadi besar dan berbuah juga dipengaruhi oleh akarnya. Ketika akarnya langung bertemu dengan batu-batuan maka akar tersebut tidak akan memperoleh “makanan” dan “minuman” untuk pertumbuhannya. Tetapi jika akar bibit itu mencengkaram tanah yang baik, maka akar bibit itu akan meyalurkan “makanan” dan “minuman” bagi tumbuhan itu.
Dalam Yeremia 17:5-8, diperbandingkan dua jenis cara kehidupan. Ayat 5-6, dikatakan tentang orang yang mengandalkan kekuatan manusia, mengandalkan kekuatannya sendiri, dan hatinya jauh dari pada Tuhan. Mereka ini seperti tanaman yang tumbuh dipadang pasir, tidak dapat menghasilkan yang baik. Sebaliknya, dalam ayat 7-8 disebutkan tentang mereka yang mengandalkan Tuhan. Mereka seperti tanaman yang ditanam di tepi aliran air. Berkat Tuhan itu seperti air yang mengalir setiap saat. Sedangkan urat itu adalah kepercayaan kita yang mengandalkan kuasa Allah. Demikianlah diumpamakan kehidupan orang yang mengandalkan Tuhan. Urat kayu itu mendapatkan “makanan” dan “minuman” dari air yang mengalir setiap saat itu. Dengan demikian, batang kayu itu dapat tumbuh dan berbuah.
Kita juga dapat memahami fungsi “urat” berdasarkan Lukas 8:15, “Benih si ndabuh ku taneh si mehumur iandingken man kalak si megiken berita e, ibegikenna, ibunikenna ibas ukurna si mehuli dingen tetap, janah megenggeng ia seh erbuah”. Seperti akar tumbuhan yang tumbuh di tepi aliran air, demikianlah kita mendapatkan “makanan” dan “minuman” bagi pertumbuhan hidup kita dengan cara mempercayakan hidup kita kepada Firman Allah. Firman Allah memenuhi hati dan pikiran kita, dan dengan tekun kita menjalankannya sampai akhirnya memperlihatkan buahnya. Inilah jalan kehidupan kita. Berkat Allah turun atas kita dan iman kita naik kepada Allah. Amin. - Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 202:1,5
- Ernalem gelah man Yesus, kula ukur tendingku. Endesken geluhndu baNa, keleng ateNa bandu. Ernalem gelah, tutus min gelah. O Yesusku bahan aku ernalem gelah.
- Ibas picet, kesusahen, mungkuk ku adepenNa. Ola gegeh ipenalem, tapi pasu-pasuNa. Ernalem gelah, tutus min gelah. O Yesusku bahan aku ernalem gelah.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan