Renungan Malam 2 Desember 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 274:1,3.
    1. Kupuji Kam o Tuhanku, perban keleng ateNdu. Ateku nggeluh badia, ngelawan kuasa dosa. Bage me sura-surangku, bere gegeh ras kuasa, gelah tetap perjingkangku.
    2. Madin ernalem man Tuhan asang man doni enda. La lit si tetap kai pe lang, bas Tuhan Jesus ngenca. Reh kami ngadap man baNdu, aloken kami o Tuhan. Kami si nggo tebusiNdu.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 113 : 4 – 7
    “TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,”

Renungan

Salah satu tantangan hidup saat ini adalah merendahkan hati. Orang orang sudah terbiasa berlomba memperlihatkan dan mengangkat dirinya. Permasalahannya, ada orang yang berlomba dengan cara merendahkan atau melupakan hidup orang lain. Dalam situasi seperti ini, masa-masa Advent justru memperlihatkan kepada kita sikap merendahkan diri, bukan sekedar merendahkan hati. Merendahkan diri memperlihatkan hati, pikiran, sikap dan tindakan (keseluruhan hidup) seseorang yang walaupun memiliki kedudukan tinggi tetapi demi hidup sama seperti orang-orang yang rendah, maka dia meninggalkan kedudukannya tersebut. Inilah yang kita lihat dalam Mazmur 113 ini.
Di dalam Mazmur 113 ini diungkapkan pujian kepada Allah. Beberapa ukuran dipakai untuk mengambarkan kemasyhuran Allah. Yang pertama dipakai ukuran masa “sekarang ini dan selama-lamanya.” (Maz. 113:2) Yang kedua dipakai ukuran waktu, “Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari” (Maz. 113:3) Yang ketiga dipakai ukuran tempat, “TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa” (Maz 113:4). Dan yang keempat dipakai ukuran tinggi, kemuliaan-Nya mengatasi langit” (Maz. 113:4).
Hal ini memperlihatkan kepada kita betapa agung dan mulianya Tuhan Allah. Dia berkuasa di sepanjang masa, di segala tempat, di segala waktu dan berada di tempat yang tertinggi. Yang lebih mengherankan bagi kita dan yang membedakan Allah dari allah-allah lain adalah Allah yang berkuasa, agung dan mulia itu, merendahkan diri untuk menatap ke bumi. Allah merendahkan diri untuk “menegakkan orang yang hina dari debu dan menggangkat yang miskin dari lumpur.” Dalam hal ini disebutkan tempat hidup orang-orang yang hina dan miskin ini yaitu di debu dan lumpur. Mereka yang awalnya hidup di debu dan lumpur, tetapi karena Allah yang merendahkan diri maka sekarang Allah “mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya.” (Maz. 113:8)
Dari ungkapan Pemazmur ini kita dapat memahami bahwa Allah bertindak dalam kasihNya bagi dunia ini. Demi kasihNya bagi dunia ini, Allah merendahkan diriNya dengan menatap dunia ini. Di dalam Tuhan Yesus Kristus, Allah merendahkan diriNya dengan hidup sebagai manusia. Tuhan Yesus Kristus mendampingi dan memperlihatkan kepada kita bagaimana kita hidup dalam kasih Allah. Petrus memperlihatkan salah satu makna kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam dunia ini. “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”(1Pet. 2:21)
Kita rayakan Minggu Advent dengan mengingat betapa besar kasihNya bagi dunia ini. Demi kasihNya, Allah merendahkan diri, hidup sama seperti manusia dengan maksud mengangkat hidup manusia itu. Kita juga merayakan Advent dengan memberlakukan kasih dalam hidup kita. Untuk memberlakukan kasih itu, di tengah-tengah perlombaan diri saat ini, justru kita diingatkan untuk merendahkan diri. Energi, inspirasi dan motivasi kita dalam merendahkan diri adalah kehidupan Tuhan Yesus itu sendiri.
Tuhan Allah memberkati kita dalam merayakan minggu-minggu Advent ini.

  1. Ertoto kenca renungen.
  2. Rende KEE GBKP No. 263:1,2.
    1. Adi kuidah ampar bintang terang, ras sora lenggur guntar kubegi. O Tuhanku ije ukurku mamang, ngidah b’linna k’rina tinepaNdu. Maka pusuhku e pehaga Kam, mbelin me Kam o Tuhanku. Maka pusuhku e pehaga Kam. O Tuhanku mehaga Kam.
    2. O Tuhanku, di k’rina ‘ku ukurken, perkuah ‘teNdu nebusi aku. Tuhan me kap man bangku nggo ib’reken, alu dareh Yesus si badia. Maka pusuhku e pehaga Kam…
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *