Renungan Malam 4 Desember 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 365:1,4
    1. Kudahi Kam Tuhan Dibatangku, ku penangkih totoku man baNdu. Kukataken bujur ermengkah ukurku, ibas ngaloken perkuah ateNdu. Nggo tangkas peratenNdu bas geluhku, bujur o Bapa nggo malem ateku
    2. AlokenNdu min puji sembahku, begikenlah totoku man baNdu. T’rangiNdu ‘lah min pusuh ras peratenku, kuikutken Kam segedang geluhku. Nggo tangkas peratenNdu.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 91 : 1 – 2.
    “ Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”

Renungan

Di tengah-tengah pergumulan hidup ini, kita mengharapkan ada “tempat” berlindung yang aman, bukan hanya untuk fisik, tetapi juga untuk hati dan pikiran kita. Inilah yang menjadi penghibur dan peneguh hati, pikiran dan tubuh kita dalam menghadapi perjuangan hidup kita. Dalam renungan malam hari ini, kita mendengarkan undangan Pemazmur 91 ini.
Mazmur 91 merupakan suatu undangan untuk meneguhkan hati pendengarnya. Mereka diundang untuk berlindung kepada Allah. Di dalam tantangan yang berat sekalipun, mereka akan selamat karena berlindung pada Allah. Mereka ini di gambarkan sebagai orang yang duduk dan orang yang bermalam. Gambaran orang duduk memperlihatkan posisi tinggal diam, tidak berbuat apa-apa lagi, menunggu, berharap. Mungkin karena beratnya beban hati dan pikirannya sehingga orang ini sudah “terduduk”. Seperti ungkapan Pemazmur 137:1 “ Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.” Gambaran orang bermalam memperlihatkan orang yang mau tinggal di suatu tempat karena dia merasa tempat itu membuat dia aman, bebas dari rasa takut dan selamat dari, baik dari ancaman penjahat, binatang buas dan dinginnya malam. Seperti yang dikatakan dalam mazmur 91 : 5, “Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,” Orang-orang yang demikian, ketika menaruh harapannya dan menjadikan Yang Mahatinggi dan Yang Mahakuasa menjadi pelindung dan tempat bernaung, mereka akan selamat. Mereka akan mengakui bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan mereka dan kubu pertahanan mereka, yang terus menerus mereka percayai. Oleh karena itu Pemazmur mengajak dan meneguhkan hati pendengar-pendengarnya untuk percaya dan berlindung kepada Allah.
Dalam situasi saat ini, mungkin kita sudah “terduduk” akibat beratnya beban pikiran dan hati kita. Kita mungkin juga kita tidak tahu lagi di mana tempat ‘bermalam’ yang aman bagi hati dan pikiran kita. Namun dari ungkapan Pemazmur ini, kita datang dan meyakini bahwa Tuhan-lah Pelindung dan tempat kita bernaung. Dalam perlindungan dan naungan Tuhan Allah kita akan selamat melewati ancaman baik masalah kesehatan, masalah pekerjaan, masalah kebutuhan hidup, masalah keharmonisan rumah tangga dan permasalahan lainnya.
Kita menjadikan Allah tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita.
Tuhan Allah memberkati kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen.
  2. Rende KEE GBKP No. 302:1,2.
    1. Nginget perkuah Dibata si Mbelin, siisehkenNa man banta kin, ibas kerina dampar kegeluhen, i doni si dem keguluten. Endeskenlah kulanta man Dibata. Kerina si lit ibas geluhta, selaku persembahennta si nggeluh, em persembahen si ngena ateNa.
    2. Sabab bage me arusna kita kin ersembah man Dibatanta si mejin. Si nggo m’reken man banta manusia keg’luhen si mehuli ras badia. Endeskenlah kulanta man Dibata …
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *