Renungan Malam 15 Oktober 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 264:1,2.
    1. Ateku tedeh man baNdu o Tuhan, malem me ateku jumpa si erkuasa. Aku megegeh ‘di ras kam o Tuhan, sabab Kam me kapen ulu sinasana. Kubegi kataNdu, kata tuhu-tuhu keke me ukurku nehken peratenNdu.
    2. Terang kataNdu, nerangi pusuhku, pusuh jadi senang, ergiah geluhku. Gegeh si mbaru, berekenNdu bangku, labo aku talu, meriah ukurku. Kubegi kataNdu…
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 73 : 23 – 24.

“Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.”

Renungan

Beberapa penggal kalimat dari lagu Karo yang berjudul, “Selamat Menempuh Hidup Baru”, berkata demikian. “Bayu kebaya enggo kutempahken. Kampuh remas-emas enggo ku tukur, man pakenku ibas mata kerja. Kepe ukurndu erkusur dungna, erjabu kam ras impalndu.
Man kai kebaya ndai ? Man kai kampuh remas-emas ndai ? Adina kita labo sahun erjabu. Lagu ini mengisahkan tentang kehampaan seseorang yang ditinggalkan calon pasangannya. Dia merasa sia-sia semua yang telah dia persiapkan. Dan dia bertanya untuk apa lagi kebaya dan kain sarung yang telah dia miliki ? Benarkah sia-sia semuanya itu ?
Dalam Mazmur 73 ini, Pemazmur juga punya pengalaman yang mengganggap sia-sia yang telah dia lakukan. “Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.”(Mazmur 73:13) Pemazmur merasa sia – sia mempertahankan hidupnya bersih ketika dia membandingkan dirinya dengan orang yang berbuat kejahatan. “Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.”(Mazmur 73:3-5) Sedangkan Pemazmur sendiri banyak mengalami penderitan hidup. “Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.”(Mazmur 73:14) Pada awalnya, Pemazmur memang mengambil kesimpulan yang demikian. Tetapi ketika Pemazmur masuk ke dalam Bait Suci, merenungkan perbuatan Allah dan keputusan Allah, akhirnya Pemazmur menemukan kebenaran yang hakiki. Pertama, Pemazmur mengetahui akhir kehidupan orang jahat. “Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!” (Psa 73:19 ITB) Kedua, walaupun Pemazmur mengalami penderitaan hidup, Pemazmur tetap dekat kepada Allah. “Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.” (Mazmur 73:21-24) Demikianlah Pemazmur melihat bahwa tidaklah sia-sia dia tetap dekat pada Allah. Pemazmur yakin bahwa Allah yang memegang tangannya, menuntun Pemazmur ke dalam kemulian.
Jika kita jawab pertanyaan syair lagu tadi, Ya bisa saja baju kebaya itu dia simpan untuk pernikahannya dengan laki-laki yang lain, atau agar tidak menjadi ingatan yang menyakitkan bisa saja pakaian itu di jual atau diberikan kepada orang lain. Memang ketika sakit hati sudah menguasai pikiran kita, maka kita sering menganggap semuanya tidak berharga lagi. Namun demikian, Pemazmur memperlihatkan kepada kita bahwa menjaga hidup bersih, dekat kepada Allah tidaklah sia-sia. Sebab kita yang dekat kepada Allah, maka Allah memegang kehidupan kita, dan menuntun kita ke dalam kemulian.
Hidup tidak menjadi sia-sia ketika kita tetap dekat dengan Allah. Tuhan memberkati kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 238:1,3
    1. Ibas ndalani perdalanen nggeluh, kiniseran pe reh megatti ngupuh, si cengkal ukur ras si mambur iluh, bereNdu teneng gelah banci tunduh. Kesah ras daging rikut pe ras tendi, kempak Dibata k’rina ‘ndesken kami. emaka Kam-lah tetap si ‘ngkawali, ‘lah daging bugis bas medak pe pagi.
    2. Sima-simangku ndeher entah ndauh, lit nge si kote deba ka megegeh. Lit si meriah deba lit nge nderkuh. Bas berngi end kepkep gelah paguh. Kesah ras daging …
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *