- Rende KEE GBKP No. 344:1,3.
- Kam o Yesus Jurus’lamat, sampat kami genduari. Pulah ibas dosa nari, si naban kami e. tergejap latihna, nggeluh ibas dosa. Lanai kami ngasup ‘rdalan ibas gelap. Ku Kam Jurus’lamat, kupindo penampat, gelah kami pulah ibas dalin mberat.
- Kam o Yesus si perkeleng, cidahken min kek’lengenNdu. Bahan pusuh kami teneng ‘di gulut ukurku. Tergejap latihna …
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Roma 6:12 – 13.
“ E maka olanai pelepas dosa ngerajai kulandu si la banci lang mate e, gelah ola iikutkenndu kinirincuhenna. Bage pe ola pelepas ringringndu ipake dosa guna ndalanken si jahat. Tapi endeskenlah dirindu man Dibata, bagi kalak si ipekeke i bas si mate nari”.
Renungan
Kita dapat mengatakan makna pengibaran bendera merah putih di pagi hari di atas puncak bukit ini sebagai tetap adanya harapan baru bagi bangsa Indonesia untuk hidup lebih baik lagi. Sebagai rakyat Indonesia, bersama-sama dengan masyarakat dunia ini, kita sedang menghadapi tantangan berat akibat pandemi covid-19. Dampak pandemi ini telah menimbulkan permasalahan kesehatan, permasalahan ekonomi dan permasalahan kehidupan sosial. Sebagai akibatnya kita mengalami tekanan hidup yang semakin berat. Dalam situasi tekanan yang semakin berat ini, “perangkap dosa” juga semakin banyak tersebar. Oleh karena itu kita membutuhkan ketetapan hati, ketenangan, kesabaran, ketekunan dan pengharapan yang kuat agar terhindar dari “perangkap dosa”. Ini semua telah diberikan Allah kepada kita.
Dalam Roma 6 ini Paulus menjelaskan bahwa dalam Baptisan Kudus kita telah merdeka. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:3-4 ) Walaupun kita telah dibebaskan dan hidup dalam hidup baru, tetapi dosa masih memiliki daya tariknya. Dengan tipu muslihatnya, dosa dapat saja berkuasa kembali, seperti seorang raja, mengendalikan kehidupan kita. Dosa dapat saja kembali memperalat anggota tubuh kita untuk melakukan yang jahat. Hati, pikiran, mulut, tangan, kaki bahkan kemampuan dan ketrampilan manusia dapat saja dipakai dosa untuk merusak kehidupan kita. Oleh karena itu, Paulus mengingatkan orang yang telah bebas itu untuk terus menerus berjuang melawan daya tarik dosa itu. Kita harus menyerahkan hidup kita dalam pimpinan Tuhan. Tuhan-lah yang mengendalikan, menuntun dan membimbing hati, pikiran dan perbuatan kita. Kita menyerahkan anggota-anggota tubuh kita untuk dipakai Allah menjadi senjata kebenaran. Benar, Allah telah membebaskan kita dari kuasa dosa, namun demikian, kita juga harus terus menerus berjuang melawan daya tarik dosa itu.
Allah telah memberikan kemerdakaan kepada bangsa Indonesia. Namun demikian hal itu bukan berarti kita bebas dari permasalahan hidup. Kita harus terus menerus berjuang menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada. Permasalahan-permasalahan itu janganlah membuat kita terjebak dalam daya tarik dosa. Dalam menghadapi permasalahan itu, kita harus tetap memberikan hidup kita atau anggota-anggota tubuh kita, dikendalikan, dituntun dan dibimbing Allah. Seperti berkibarnya bendera merah putih di pagi hari di puncak bukit, demikian juga kita tetap memiliki pengharapan dalam perjuangan kita. Sekarang kita berjuang dalam persekutuan kita dengan Tuhan Yesus Kristus. Kita telah dipersekutukan dengan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Inilah yang membuat kita memiliki ketetapan hati, ketenangan, kesabaran, ketekunan dan pengharapan yang kuat. Kita jalani kemerdekaan bangsa kita dengan ketetapan hati, ketenangan, kesabaran, ketekunan dan pengharapan yang kuat. Dalam situasi permasalahan hidup sekalipun, kita tetap mampu menyerahkan anggota-anggota tubuh kita dipakai Allah sebagai senjata kebenaran. Amin. Selamat Ulang Tahun Negaraku INDONESIA .
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 460:1,2
- Malem kal ateku tuhu jumpa ras Tuhanku. Nggo p’limbaruina pusuhku lanai aku labuh. Ku kataken bujur baNdu si ‘ngkilini geluhku. Terpuji Kam bas geluhku. Nginget perkuahNdu.
- Kubegi kataNdu Tuhan nerangi geluhku. KesahNdu e simpepanken bas pusuhku ringan. Ateku min kupakeken ibas kegeluhen. Je aku dat keriahen ndauh kebiaren.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan