Renungan Malam 17 Juli 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 377:1,2.
    1. Kuakuken me dosangku i lebe Tuhan. Megati aku lalar bas kegeluhenku. Keleng atendu, pengarapenku. I teruh perkuahNdu malem me pusuhku. Keleng atendu, pengarapenku. I teruh perkuahNdu malem me pusuhku.
    2. Erlebuh aku baNdu o Yesus Tuhanku. Alemi min o Bapa salah ras lepakku. Keleng ateNdu pengarapenku. Tedeh ‘teku ngidah belinna perkuahNdu. Keleng ateNdu pengarapenku. Tedeh ‘teku ngidah belinna perkuahNdu.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 32:2-3
    “ Sanggap kal kalak, adi dosana la itaktaki TUHAN, dingen i bas ukurna pe la lit penipu. Tupung la kuakuken dosa-dosangku, kote aku perban ndehereng aku tep-tep berngi”.
    Renungen
    Dalam sebuah film, dikisahkan seorang yang tidak dapat mendukung kesaksian temannya. Dia tidak dapat mendukung kesaksian temannya, karena merasa dia memang tidak mengetahui apa yang dilakukan temannya itu. Padahal kesaksiannya sangat diperlukan agar temannya itu bebas dari permasalahan. Melihat hal itu, banyak teman-temannya yang menjauhinya. Dia merasa sedih dengan keadaan ini. Namun setelah melalui berbagai periistiwa, akhirnya sahabat-sahabatnya berbaikan kembali dengannya. Dia merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena dia dapat dimengerti, diterima dan dicintai kembali. Perasaan inilah yang dapat kita lihat dari renungan malam ini.
    Pemazmur merasakan kebahagian yang besar ketika dia diampuni Allah. Dia merasakan bahwa Allah tetap mengasihi dan telah mengampuni dirinya. Walaupun untuk sampai kepada pengampunan itu, dia harus melalui perjuangan batin yang berat. Ketika dia berdiam diri, tidak mengakukan dosa-dosanya, dia menipu dirinya sendiri dan dia merasa ada tekanan yang berat dalam hidupnya.
    Sama halnya dengan pengalaman pemazmur, terkadang memang sulit bagi kita untuk mengakukan dosa kita kepada Allah, apalagi mengakukan kesalahan kita dihadapan orang-orang yang telah menderita akibat kesalahan kita itu. Kita sungkan mengakukan dosa kita karena mengganggap perbuatan kita itu benar, wajar-wajar saja dan juga dilakukan oleh banyak orang saat ini. Bisa jadi kita merasa malu dihadapan Allah. Kita tidak dapat menerima kenyataan kita telah jatuh ke dalam dosa. Kita merasa bodoh dan dalam hati kita berkata, “kok bisa ya, aku sampai melakukan dosa seperti itu ?” Atau karena kita merasa tidak ada akibat perbuatan dosa itu, awalnya kita merasa baik-baik saja, akhirnya perbuatan itu terus berlanjut dan kita terjebak dalam perbuatan dosa. Kita berada dalam posisi sulit, dalam situasi kebimbangan. Kita merasa tidak bisa lepas lagi dari dosa itu. Apabila diteruskan, maka semakin nyata dosanya. Tetapi apabila dihentikan, maka akan meninggalkan permasalahan yang lebih besar lagi. Akhirnya dosa itu terus menerus menekan hidup kita.
    Dari pengalaman pemazmur ini, sungguh ada kebahagiaan ketika kita mau mengakui kesalahan dan dosa kita. Kita berbesar hati mengakuinya. Pengakuan dosa ini akan membebaskan batin kita dari tekanan. Pengakuan yang kita katakan di dalam keluarga akan menjadikan hubungan kita menjadi baik kembali. Tidak ada dendam, tidak ada perasaan tidak nyaman ketika bertemu, tidak membuat jarak diantara kita, tidak salah memahami, tidak salah tanggapan, dan tidak salah tingkah. Kita dapat mencegah bertambah besar kesalahan dan dosa. Melalui pengakuan dosa, Allah memberikan kebahagian bagi kita dan melepaskan kita dari tekanan batin. Kita juga mencegah dosa tidak berkuasa atas hidup kita dan melahirkan perbuatan dosa yang lainnya. Amin.
  4. Ertoto kenca renungen
  5. Rende KEE GBKP No. 423:1
    1. Kam nebusi aku Tuhan, Kam mpeteneng tendingku. Tendi si ndube tertaban, ‘teguNdu ku adepenNdu. Malem ateku Bapa, ban keleng ateNdu. Ku puji gelarNdu Bapa, mulia gelarNdu. TeguNdulah aku Tuhan, ibas pusuhku Kam ringan. PetetapNdu aku Tuhan, ‘lah dosa talu ku ban.
  6. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *