Renungan Malam 19 Oktober 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 181:1,2.
    1. Segedang-gedang geluhku, itemani penebus. Labo kai pe lit si kurang adi tanNa negu t’rus. Dame surga lit bas aku, iusekenNa bangku. Kegeluhen jadi senang, labo kai pe lit si kurang. Kegeluhen jadi senang kai pe lit si kurang.
    2. Segedang-gedang geluhku, kubentasi k’rina e. ‘Di si mberat reh man bangku, IA penahangisa. Labo pediatNa ndabuh, minter kal iangkatNa. Lalap ijagaiNa aku iban keleng ateNa. Lalap ijagaiNa kau, iban keleng ateNa.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 106:12 – 13.
    “ Ketika itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya, mereka menyanyikan puji-pujian kepada-Nya. Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya; ”

Renungan

Hidup terus mengalami perubahan. Dahulu petani memakai tenaga hewan untuk mengerjakan lahan pertaniannya, namun sekarang, petani sudah memakai teknologi dalam mengerjakan lahan pertaniannya. Perubahan jaman tentunya juga mendatangkan tantangannya. Dulu, untuk menggerakkan hewan, dibutuhkan rumput saja, tetapi untuk mengerakkan mesin, membutuhkan minyak. Bagaimana kita menghadapi perubahan tantangan dalam kehidupan kita ?
Ketika kita membaca Mazmur 106, ini kita dapat melihat sejarah kehidupan nenek moyang bangsa Israel. Khususnya, sejarah tentang kepercayaan dan ketidakpercayaan mereka. Di dalam ayat 7 dikatakan, “Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib, tidak ingat besarnya kasih setia-Mu, tetapi mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau.” Walaupun bangsa Israel memberontak kepada Allah, namun Allah menyelamatkan mereka. “Namun diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, untuk memperkenalkan keperkasaan-Nya.” (Mazmur 106:8 ). Melihat tindakan Allah ini, bangsa Israel percaya kepada Allah, percaya kepada FirmanNya dan menyanyikan lagu-lagu pujian bagi Allah. Namun demikian, dalam perjalanan kehidupan mereka selanjutnya, ketika situasi hidup berubah dan tantangan berubah, maka berubah juga iman percaya mereka kepada Allah.
Dengan pernyataan ini, Pemazmur mengajak umat untuk menyadari dan melakukan pengakuan dosa mereka. Pemazmur menunjukkan kelemahan manusia. Pada satu tahap kehidupannya, setelah melihat keajaiban perbuatan Allah dalam mengatasi permasalahannya pada saat itu, mereka percaya kepada Allah. Tetapi ketika keadaan telah berubah dan ada tantangan baru, mereka lupa kepada Allah dan tidak meminta pengajaran dari Allah. Mereka menganggap kuasa Allah tidak cukup kuat untuk menyelamatkan mereka dari tantangan yang baru itu. Mereka kembali memberontak kepada Allah dan mencari pertolongan pada allah-allah lain.
Melalui sejarah kehidupan bangsa Israel ini, kita dapat bercermin dan melihat kehidupan kita. Mungkin kita juga pernah mengalami keadaan seperti yang dialami bangsa Israel ini. Pada satu tahap, setelah merasakan pertolongan Allah, kita percaya kepada Allah dan menyanyikan pujian syukur kita kepada Allah. Namun ketika terjadi perubahan situasi dan permasalahan baru, maka kita juga melupakan apa yang telah dilakukan Allah. Hal ini memperlihatkan adanya kelemahan dalam diri kita dan adanya godaan yang siap membelokkan iman percaya kita. Bila hal ini memang benar-benar terjadi dalam hidup kita, maka kita diingatkan dan sadar untuk mengakukan dosa kita kepada Allah. Sebab di dalam sejarah kehidupan bangsa Israel yang diungkapkan Pemazmur, kita juga melihat kasih setia Allah yang tetap memimpin kehidupan bangsa Israel. “Namun Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka. Ia ingat akan perjanjian-Nya karena mereka, dan menyesal sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar. Diberi-Nya mereka mendapat rahmat dari pihak semua orang yang menawan mereka.” (Mazmur 106:44-46) Demikianlah kita menyadari kelemahan kita dan tetap memohon pertolongan Tuhan dalam menghadapi segala perubahan situasi dan tantangan kehidupan kita. Kita percaya Allah berkuasa dan tetap mengasihi dan menuntun kehidupan kita di sepanjang perubahan situasi dan tantangan jaman ini. Tuhan Allah memberkati kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen.
  2. Rende KEE GBKP No. 379:1,2
    1. Tuhan tetap nemani geluhku dingen mereken dalan man bangku. Ernalem gelah tetap ras ertoto man baNa. Tuhan tetap nemani geluhku.
    2. Tuhan tetap nemani geluhku. Dingen mereken dalan man bangku. Tedeh ate tendingku ngidah kemulianNdu. Tuhan tetap nemani geluhku.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *