Renungan Malam 19 September 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 338:1,3.
    1. Ulu tuah Kam kusembah, ajar aku megelah. “lah nurihi pujin kami, lalap la ‘rgadi-ngadi. Lias ras keleng ateNdu, jujurkenNdu man bangku. Nteguh paguh, la terundu, kuasa ras muliaNdu.
    2. Pasu-pasu surga nari, kugejap tiap wari. Kepentaren berekenNdu, nehken sura-suraNdu. PakekenNdu lah min aku, jadi persuruhenNdu, jenda aku suruh aku, nehken kekelengenNdu.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 77 :12 – 15.
    “ Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu. Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.”

Renungan.

Gambar ini merupakan salah satu fenomena alam yang kita anggap ajaib. Kita mengganggapnya ajaib karena sulit bagi kita untuk memahami kejadiannya. Ada banyak hal dalam hidup kita di mana kita juga merasa sulit untuk memahami dan menerimanya. Kita telah menghadapi persoalan hidup dengan mengandalkan ketrampilan dan kekuatan pikiran dan tubuh kita. Kita juga telah mengupayakannya dengan mencari pertolongan kepada Allah. Namun demikian, persoalan-persoalan hidup itu tidak juga kunjung selesai. Hal ini dapat saja membuat kita salah memahami kehidupan ini.
Pemamzmur juga mengalami situasi yang seperti ini. Dikatakan dalam Mazmur 77:3, “Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan.” Namun ketika hal ini juga belum menunjukkan hasil, bisa jadi kita mempertanyakan kasih setia Allah dan mengambil kesimpulan yang keliru tentang Allah. “Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi? Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya, telah berakhirkah janji itu berlaku turun-temurun? Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya?” Sela Maka kataku: “Inilah yang menikam hatiku, bahwa tangan kanan Yang Mahatinggi berubah.” (Maz. 77: 8 – 11)
Dan memang inilah yang menyesakkan hati kita ketika kita keliru memahami perbuatan Allah. Allah yang awalnya kita pahami penuh belas kasihan, tetapi sekarang kita menganggap Allah sudah berubah, tidak mengasihi kita lagi. Pemazmur menyadari kekeliruan kesimpulan yang telah dia ambil dan tidak mempertahankan kesimpulan itu. Sebaliknya Pemamzur berusaha mengingat dan merenungkan kembali perbuatan Allah itu. Lalu Pemzmur menemukan terang kesimpulan yang baru. Pemazmur mengakui bahwa jalan Tuhan adalah kudus. Allah melakukan keajaiban dalam menyelamatkan bangsaNya. Benar, jalan Tuhan adalah kudus dan ajaib perbuatanNya. Sulit bagi kita untuk memahami dan mengerti cara dan waktu Tuhan untuk menyelamatkan hidup kita. Namun demikian, dengan mengingat dan merenungkan perbuatan Allah, Pemazmur menemukan terang kebenaran ini.
Apa yang menjadi kesimpulan pemazmur ini merupakan penghiburan dan kekuatan kita dalam menjalani kehidupan kita. Dalam kesesakan hidup kita, kita juga dapat saja keliru dalam memahami Allah dan perbuatan Allah. Terkadang, kita merasa Allah membiarkan kita dalam penderitaan ini. Kita merasa bahwa Allah tidak mengasihi kita lagi. Dan ternyata, semakin kita membuat kesimpulan bahwa Allah jauh dari kita, maka semakin sakit hatilah kita. Oleh karena itu, langkah yang diambil pemazmur merupakan jalan terbaik bagi kita dalam menghadapi persoalan hidup kita. Kita mengingat dan merenungkan kembali perbuatan-perbuatan Allah sepanjang sejarah kehidupan kita. Sejarah hidup kita adalah sejarah kasih Allah. Dengan pertolongan Roh Kudus kita akan menemukan jalan Tuhan yang kudus dan ajaib dalam menyelamatkan hidup kita.
Ibadah minggu kita merupakan kesempatan bagi kita untuk mengingat dan merenungkan jalan Tuhan yang kudus dan ajaib dalam hidup kita. Mari kita persiapkan tubuh, hati, pikiran, roh dan jiwa kita untuk mengingat dan merenungkan perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan, dengan kuasa Roh KudusNya melayakkan kita untuk menemukan penghiburan dan kekuatan dalam menjalani kehidupan kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 227:1,2.
    1. Katakenlah man pusuhku, pepankenlah bas geluhku, idemiNdu kegeluhenku, tetapkenlah pengarapenku. Pegaralah kinitekenku, alu Kesah ras KataNdu.
    2. Si ingetlah wari Tuhan, pedahNa e si pakeken. B’ritaken Kata Dibatanta man k’rina bekas tinepaNa. Pegaralah kinitekenku alu Kesah ras KataNdu.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *