- Rende KEE GBKP No.274:1,2.
- Kupuji Kam o Tuhanku, perban keleng ateNdu. Ateku nggeluh badia, ngelawan kuasa dosa. Bage me sura-surangku, bere gegeh ras kuasa, gelah tetap perjingkangku.
- Kam saja patut dat pujin, bas kegeluhen kami. Ban Kam Tuhan si perkeleng, si nasap dosa kami. Siberitaken me dage perbahanenNa si mbelin, ‘lah doni pe muji Tuhan.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata 2 Korintus 10 : 3 – 4.
“ Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.”
Renungan
Gambar ini memperlihatkan kemampuan tenaga bulldozer untuk menyorong tanah. Tenaga yang besar yang dimiliki bulldozer merupakan senjata untuk meratakan tanah yang berbukit-bukit. Tetapi senjata apa yang harus kita pakai untuk menghadapi kesombongan, penghinaan dan fitnah terhadap diri kita ? Tentunya kita tidak bertindak seperti bulldozer ‘mendorong dan meratakan’ semua yang menyakiti hati kita. Dalam hal ini kita dapat belajar dari pengalaman Paulus.
Dalam pelayanan pekabaran Injil-nya, Paulus menghadapi tuduhan bahwa Paulus bersikap pengecut dan tidak konsisten, berani ketika dia tidak di Korintus, tetapi pengecut dan lembek ketika hadir secara fisik di Korintus (2 Korintus 10:1-2). Orang – orang Korintus mengatakan bahwa Paulus terlalu menonjolkan diri (2 Korintus 10:12-18), tidak hebat sebagai pembicara (2 Korintus 11:6), dan lemah dibandingkan tokoh-tokoh lainnya (2 Korintus 10:10). Dalam menghadapi fitnah ini, Paulus mengatakan bahwa dia tidak memakai cara-cara duniawi. Umumnya, cara kita menghadapinya adalah melakukan pembalasan yang melebihi rasa sakit yang kita alami. Nyanyian Lamekh mengatakan, “Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: “Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat.” (Kejadian 4:23-24). Lamekh meningkatkan perlakukan kekerasannya untuk memperlihatkan pembalasan terhadap sakit yang dialaminya. Ini cara yang umum dilakukan manusia dalam menerima perlakuan tidak menyenangkan. Namun Paulus mengatakan bahwa dia tidak berjuang secara duniawi.
Paulus berjuang dengan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah. Dalam 2 Korintus 6:6-7, Paulus membicarakan tentang senjata yang dia pakai, yaitu “dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela.” Paulus mengatakan senjata yang dia pakai adalah kemurnian hati atau ketulusan hati. Hati, pikiran, dan perkataannya tidak bercabang. Paulus tidak memiliki maksud tersembunyi dalam mengabarkan Injil. Kepada Jemaat Filipi, Paulus menceritakan tentang adanya maksud orang dalam memberitakan Injil. “Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.”(Filipi 1:15) Paulus diberi pengetahuan untuk memahami dan memperhitungkan tindakan dan perkataan yang tepat. Dengan adanya kemurnian hati dan pengetahuan, Paulus memiliki kesabaran untuk menanggung semua penderitaan yang dia alami. Roh Kudus memurnikan kasihnya sehingga tidak ada kemunafikan dalam tindakan dan perkataannya. Dengan demikian Paulus hanya memberitakan kebenaran dan kuasa Allah. Dalam hal menjadi nyata apa yang dikatakan Paulus dalam Roma 12:21, “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” Senjata yang diperlengkapi kuasa Allah-lah yang mampu melawan orang-orang memperlakukan kita dengan tidak menyenangkan.
Persoalan hidup tidak hanya berkenaan dengan pekerjaan atau kesulitan ekonomi, tetapi persoalan hidup juga dapat berasal dari hubungan sosial kita dengan keluarga besar, tetangga maupun lingkungan kerja. Oleh karena itu, sebagai orang yang telah menerima kasih karunia Allah, kita memakai senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah dalam menghadapi konflik hubungan sosial. Jangan di bulldozer mereka yang memperlakukan kita dengan tidak menyenangkan.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 182:1,2.
- Tuhan Kam tetap, tedeh ku man baNdu. Arapku lalap Kam nemani geluhku. O Tuhan rasa lalap, geluhku temani, ola tadingken aku, ras Kam tetap.
- Tuhan Kam tetap, ajarilah aku. Lah kai pe si kuban, mehuli man baNdu. O Tuhan rasa lalap, geluhku temani, …
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan