- Rende KEE GBKP No. 291:1,3
- M’riah ukur kami o Bapa, nembah ‘rjimpuh ertoto baNdu. Kam o Tuhan ipuji kami, ermulia gelarNdu. Bengket kami o Tuhan, ngadap kulebeNdu. Reh kami muji-muji gelarNdu Tuhan si Badia.
- Bujur ning kami baNdu, ban keleng ateNdu. IcukupiNdu k’rina si perlu. Mbelin kal kuasaNdu. Bengket kami o Tuhan …
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Mazmur 69: 31-33
“Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur; pada pemandangan Allah itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!”
Renungan
Pertolongan Tuhan Allah tetap nyata dalam kehidupan kita. Tetap saja ada jalan terbuka bagi kita untuk bertahan dan memperjuangkan hidup kita di tengah – tengah pandemi ini. Kita tidak pernah membayangkan kesulitan yang kita hadapi akan seperti sekarang ini. Namun demikian, Tuhan Allah tetap memberi kemampuan bagi kita untuk menghadapinya, bahkan saat ini sudah memasuki bulan ke lima. Kita mengimani bahwa ini semua adalah berkat pertolongan Tuhan.
Di dalam Mazmur 69 ini, Daud mengungkapkan pengalamannya di saat penderitaan menerpa kehidupannya. Di dalam ayat 2-3, Daud melukiskan penderitaannya dengan mengatakan, “Aku tenggelam ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan aku. Lesu aku karena berseru-seru, kerongkonganku kering; mataku nyeri karena mengharapkan Allahku.” Penderitaan fisik ini juga mengakibatkan penderitaan hatinya. Dia mengatakan, “Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, tetapi tidak kudapati (21). Dalam kesesakkannya ini, Daud memohon pertolongan Allah. Daud mengimani bahwa Allah mendengarkan doanya. “Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan (34).
Keyakinan inilah yang membuat hati Daud bangkit kembali. Daud dimampukan untuk memuji-muji Nama Allah, mengagungkan Allah dengan nyanyian syukur. Daud percaya bahwa hati yang bangkit, hati yang memuji-muji Allah dan hati yang penuh dengan nyanyian syukur adalah persembahan yang berkenan kepada Allah. Di mata Daud, hati yang bangkit dan penuh pujian syukur lebih baik dihadapan Allah daripada persembahan korban sapi dan lembu.
Demikian juga dalam perjuangan hidup kita, yang berkenan kepada Allah adalah semangat juang. Allah mengasihi dengan memberikan diriNya hadir dalam kehidupan kita. Di dalam Yesaya 57:15, dikatakan, “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” Kita merasakan kehadiran Allah dalam hidup kita. Kehadiran Allah membangkitkan kembali semangat yang telah patah. Dengan bangkitnya semangat hidup kita, berarti kita menjalankan arti kehadiran kasih Allah di dalam dunia ini. Dengan kita tetap memiliki semangat dalam menghadapi tantangan hidup ini, hal ini merupakan ungkapan syukur kita atas kehadiran Allah dalam hidup kita. Seperti gambar di atas, walaupun banjir sudah hampir sampai ke mulutnya, tetap si bapak mampu tersenyum dan membawa beban. Kita jalani hidup kita dengan semangat. Itu adalah ungkapan syukur kita atas pertolongan Allah.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 311:1,3
- Pujilah tendingku, pujilah Tuhan. Segedang-gedang geluhku. Ateku ersembah rasa lalap, ban keleng ateNdu tetap. IjujuriNdu geluhku. Dage kupuji Kam Tuhan. Haleluya. Haleluya.
- Kam me kap o Tuhan Penampatku. Malem kal ateku banNdu. IbegikenNdu kap pertotonku sabab setia Kam tuhu. Kam kap si nepa k’rinana. Kam me tetap si njayamsa. Haleluya. Haleluya.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan