- Rende KEE GBKP No. 197:1,4.
- Kesah Tuhan nusurlah, kubas perpulungenNdu. Ukurna petetaplah, ernalem saja baNdu. IdiloNa perdosa, nina kapen man bana : kam si latih ras mberat, Aku bandu penampat.
- Kesah Tuhan erkuasa, la tersipati kita. Arah e pe Dibata, nemani geluh enda. Mari oge Pustaka, je ngerana Dibata : kam si latih ras mberat, Aku bandu penampat.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Efesus 5: 18 – 19.
“Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.”
Renungan
Salah satu kebiasaan di lapo tuak adalah bernyanyi. Kelihatannya, pemain musik dan para penyanyinya, bernyanyi begitu lepas, senang, tidak lagi teringat masalah dan mereka bisa bernyanyi sampai larut malam. Kemungkinannya hal ini merupakan efek dari minuman ‘tuak” yang mereka minum. Bila dalam kehidupan yang suntuk, berat dan banyak masalah ini, kita mendapatkan solusi yang membuat kita bisa senang, tidak lagi teringat masalah dan solusi itu bertahan lama, alangkah baiknya solusi itu. Namun terkadang, solusi itu di dapat dengan cara yang tidak baik dan benar.
Di dalam Firman Tuhan yang menjadi renungan malam hari ini, Efesus 5:18-19, Paulus membandingkan kebiasaan orang yang belum mengenal Kristus dan kehidupan orang yang telah mengenal Kristus. Kehidupan sebelum mengenal Kristus diisi dengan anggur. Mereka mendapatkan kebahagiaan hidup mereka dengan memenuhi hidupnya dengan anggur, mabuk anggur. Orang yang mabuk anggur akan kehilangan kesadaran diri dan menghalangi kemampuan berpikir dengan baik. Mereka mencari apa yang menyenangkan hati mereka tanpa melihat lagi benar-salah, baik-buruk perilaku mereka. Paulus mengingatkan kehidupan yang seperti ini, pada akhirnya, akan menimbulkan hawa nafsu.
Oleh karena itu, Paulus mengatakan hidup orang Kristen haruslah dipenuhi dengan Roh Kudus. Hidup yang dipenuhi dengan Roh Kudus itu diungkapkan dengan cara “berkata-kata seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati”. Inilah yang menjadi cara dan ciri hidup orang yang telah mengenal Kristus. Mereka memperkatakan mazmur dan menyanyikan nyanyian pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan. Cara hidup yang demikian akan menguatkan persukutuan kita dengan Allah dan sesama orang percaya. Hidup kita dipenuhi dengan sukacita. Cara hidup yang demikian juga akan meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan untuk memahami apa yang baik-buruk, benar-salah, sehingga kita tetap dapat berjalan dalam kebaikan dan kebenaran. Dengan demikian kita memperoleh apa yang membahagiakan hidup kita, memampukan kita menghadapi masalah kita dan menghasilkan sukacita yang bertahan lama dalam kehidupan kita.
Kita memang menghadapi persoalan yang membuat kita suntuk, namun demikian Tuhan memberikan Roh Kudus untuk memenuhi hidup kita. Berilah diri kita dipenuhi dan dipimpin Roh Kudus, sehingga kita memiliki cara hidup yang menguatkan persukutuan kita dengan Allah dan sesama orang percaya. Cara hidup yang meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan untuk memahami apa yang baik dan yang benar. Tuhan memberkati kita. Amin.
- Ertoto kenca renungen.
- Rende KEE GBKP No. 245:1,2.
- Kesah Si Badia, pegara min apiNdu. Bas pusuh kami k’rina, si nggo dat pendiloNdu.
- Talangi pingel kami, terangi pusuh kami. Petetap ukur kami, ngaloken pendiloNdu.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan