- Rende KEE GBKP No. 200:1,2
- Tuhan babai min dalan ku bas doni, labuh ras la kesah gegehku. SoraNdu terbegi man bangku nemani. Lalap Kam me kuban temanku.
- Tuhan sampatlah geluhku gundari, ola Kam erleka ras aku. Kawali geluhku, suari ras berngi, lalap Kam me kuban temanku.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Ulangan 1: 6 – 7.
“TUHAN, Allah kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian: Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini. Majulah, berangkatlah, pergilah ke pegunungan orang Amori dan kepada semua tetangga mereka di Araba-Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit, di Tanah Negeb dan di tepi pantai laut, yakni negeri orang Kanaan, dan ke gunung Libanon sampai Efrat, sungai besar itu. Ketahuilah, Aku telah menyerahkan negeri itu kepadamu; masukilah, dudukilah negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunannya.”
Renungan
Saya melihat foto ini sebagai keengganan berjalan menghadapi kehidupan ini. Jikalau kita bisa memilih, khan lebih baik untuk tidak terus berjalan menghadapi kegersangan perjalanan ini. Atau apabila memang harus bergerak, khan lebih baik bila di gendong saja. Namun memang, kita masing-masing harus terus berjalan. Siap atau tidak siap, selesai atau tidak selesai pekerjaan kita, hari ini akan berlalu dan hari baru akan kita jalani. Keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan kita tidak dapat membuat kita berlama-lama dalam situasi itu. Selalu saja ada perjuangan baru yang menanti kita, bahkan mungkin perjuangan itu lebih sulit lagi. Namun kita memang harus terus menjalaninya,
Allah mengatakan kepada bangsa Israel, melalui perantaraan Musa, bahwa mereka telah cukup lama tinggal di gunung Horeb. Setelah mengalahkan Sihon dan Og, bangsa Israel berdiam di gunung Horeb. Bangsa Israel mengganggap gunung Horeb sebagai tempat “kediaman Allah di bumi”. Keadaan ini membuat bangsa Israel enggan meninggalkan gunung Horeb. Tetapi, Allah menyuruh bangsa Israel meneruskan perjalanan mereka sebab tujuan perjanjian itu belum digenapi. Permasalahannya, perjalanan yang akan ditempuh, juga tidak kalah sulitnya, bahkan lebih sulit lagi. Namun demikian, Allah telah memberi jaminan bahwa bangsa Israel akan menduduiki tanah perjanjian ini.
Dalam hidup kita, ada saja yang membuat kita “berat” untuk meneruskan perjuangan kita. Apabila kita berhasil, keberhasilan itu membuat kita ingin berlama-lama menikmati keherhasilan itu, apalagi bila kita mengetahui ada tantangan berikutnya yang harus kita hadapi. Apabila kita mengalami kegagalan, hal itu dapat saja menjadikan kita merasa berat untuk melangkah, kita ‘dibelenggu” keletihan pikiran kita dan dibayangi kekhawatiran akan gagal lagi. Memang, masa lalu dapat membelenggu kita dan masa depan dapat mengkhawatirkan kita. Namun demikian, masing-masing kita harus meneruskan perjalanan hidup kita. Apapun masa lalu kita, dan seberat apapun masa depan kita, kita harus mempersiapkan diri kita menjalaninya. Allah-lah yang menguatkan dan meneguhkan keyakinan kita dengan janjiNya, sehingga kita tetap mampu terus berjalan. Kita persiapan diri kita memasuki aktivitas kita di minggu ini, dengan keyakinan dan pengharapan akan janji penyertaan Allah. Amin.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 238:1,2.
- Ibas ndalani perdalanen geluh, kiniseran per eh megati ngupuh. Si cengkal ukur, ras si mambur iluh, bereNdu teneng gelah banci tunduh. Kesah ras daging rikut pe ras tendi kempak DIbata k’rina ndesken kami. E maka Kam lah tetap singkawali, ‘lah daging bugis bas medak pepagi.
- Segedang wari kami enggo latih, paksana medem enggo ka me kap seh. IkawaliNdu min sangana tunduh, ‘lah suang gegeh adi baNdu badeh. Kesah ras daging …
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan