- Rende KEE GBKP No. 201:1,4.
- Malem ate tuhu-tuhu, si ernalem man baNdu. Kam Dibata sinjadiken langit ras doni enda. SalsaliNdu pusuh kami, maka t’rangndu tergejap. Kalak si tek la kap bene, ban kelengNdu e tetap.
- Aloken Kamlah o Bapa, kuendesken geluhku. KesahNdu min ngajarisa, lah kueteh nembah baNdu. Pasu – pasu min kerina, daging, ukur, tendingku. Gelah arah tan ras kata, ipujina gelarNdu.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Mazmur
“Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.”
Renungan
Kita hidup di tengah situasi yang menuntut keteguhan hati dan kekuatan pikiran. Kita sedang menghadapi beratnya beban hati dan pikiran kita. Kita menghadapi tantangan, baik secara ekonomi, tantangan kesehatan dan ketenteramen dalam keluarga kita. Terlebih dalam mengelola hati dan pikiran di saat kita menyaksikan orang-orang yang kembali kepada Allah akibat pandemi covid-19 ini. Kita beranggapan situasi sudah mulai membaik, karena kita melihat banyak orang sudah semakin “bebas” beraktivitas tanpa mematuhi protokol kesehatan. Situasi belumlah membaik. Oleh karena itu kita terus membutuhkan kekuatan dalam menghadapi tantangan ini.
Mazmur 34 ini bertemakan ucapan syukur Pemazmur atas pembebasan yang dilakukan Allah dalam hidupnya. “Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.” (Mazmur 34:5) Pengalaman pembebasan ini memberikan hikmat bagi Pemazmur tentang cara hidup yang baik dan mendorong Pemazmur untuk mengajak orang lain memandang Allah, berharap kepada Allah.
Pemazmur mengajak orang lain untuk menujukan pandangannya kepada Allah dengan penuh perhatian, mencari perlindungan kepada Allah dan menanti-nantikan pertolongan Allah. Pemazmur telah mengalaminya dan dia tidak mendapat malu karena berharap kepada Allah. Allah telah menjawab seruannya dan melepaskannya dari segala kegentarannya. “Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.” (Maz. 34:7-8) Oleh karena itu Pemazmur mengajak orang lain untuk memuliakan Allah. “Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!” (Maz. 34:4 ITB)
Berdasarkan pengalaman pembebasan Allah ini, Pemazmur juga mengajarkan cara hidup yang baik kepada orang lain. “Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu! Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!” (Maz.34:12-15) Mengapa Pemazmur mengajarkan hal ini ? Pemazmur mengimani bahwa “Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya” (Maz. 34:15;17)
Kita teruskan perjalanan kehidupan kita dengan pandangan yang tertuju kepada Allah dan hidup takut akan Allah. Kita percaya Allah memahami semua kegundahan hati dan pikiran kita dan Allah mendengar seruan permohonan kita. Kita menjadi kuat, tidak akan mendapat malu dan bahkan akan merasakan kebahagiaan karena kebaikan Tuhan, ketika kita berharap kepada Allah. Sebab Allah mendengarkan seruan permohonan orang yang takut akan Allah. Tuhan Allah memberkati kita. Amin.
- Rende KEE GBKP No. 238:1,2.
- Ibas ndalani perdalanen geluh, kiniseran pe reh megati ngupuh. Si cengkal ukur, ras si mambur iluh, bereNdu teneng gelah banci tunduh. Kesah ras daging rikut pe ras tendi kempak DIbata k’rina ndesken kami. E maka Kam lah tetap singkawali, ‘lah daging bugis bas medak pepagi.
- Segedang wari kami enggo latih, paksana medem enggo ka me kap seh. IkawaliNdu min sangana tunduh, ‘lah suang gegeh adi baNdu badeh. Kesah ras daging …
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan