- Rende KEE GBKP No. 329:1,3.
- Tuhan Yesus penampatku, Ia penalemenku. Kuikutken me dalanNdu, Kam me kegeluhenku. Tenang tetap tendingku, paguh kinitekenku. Lanai lit kebiarenku. Tan Tuhan ku me negu.
- Tuhan Yesus penampatku, nimbak p’raten dagingku. Suari berngi Kam kulebuh, pengarapenku nteguh. Teneng tetap tendingku …
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Amsal 14 : 26 – 27.
Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.
Renungen
Salah satu yang kita upayakan dalam hidup ini adalah ketentraman. Kita mendambakan keadaan hidup yang aman, tidak ada kekacauan, tenang hati dan pikiran. Dan untuk mendapatkannya, kita seringkali mengandalkan fisik (kekuatan, kecantikan, kesehatan), keberadaan (kiniliten), ketrampilan dan sanak saudara kita. Hal ini memang membantu kita untuk memperjuangkan kebutuhan dan keinginan kita. Tetapi bagi penulis Amsal ini, ketentraman hidup ada dalam takut akan TUHAN.
Takut akan TUHAN adalah sebuah karakter moral, suatu cara menjalani kehidupan sehari-hari. Takut akan TUHAN bukan sekedar perasaan tetapi juga adalah tindakan. Dikatakan dalam Amsal 8:13, “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.” Khususnya dalam Amsal 14 ini, takut akan TUHAN berarti sikap, kata-kata dan perilaku yang jujur dalam kehidupan setiap hari. Penulis Amsal 14 meyakini bahwa dalam sikap, kata-kata dan perilaku yang jujur terdapat ketenangan hati dan pikiran, keamanan, dan kedamaian hidup. Mengapa penulis mengatakan dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman besar ?
Penulis Amsal percaya bahwa TUHAN itu baik. TUHAN melindungi seperti seorang bapa yang melindungi anak-anaknya.
Orang yang takut akan TUHAN menjauhi kejahatan. Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan. (Amsal 16:6). Dengan demikian mereka merasa aman, tidak memiliki ancaman dan ketakutan terhadap pembalasan orang lain.
Orang yang takut akan TUHAN hidup dalam kebenaran dan kebaikan. Kebenaran dan kebaikan merupakan dasar pembangunan relasi usaha yang baik. Dengan adanya relasi usaha yang baik maka tercapai kesejahteraan. Kebenaran dan kebaikan merupakan kebutuhan untuk mencapai kesejateraan bersama. Dikatakan dalam Amsal 22:4, “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” Benarlah dikatakan “takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan.”
Tuhan senang dengan mereka yang takut akan TUHAN. Dikatakan dalam Mazmur 147:11, “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.”
Kita tetap menjalani aktivitas kita dengan takut akan TUHAN. Kita semakin mampu membangun kerjasama dalam berbagai segi kehidupan kita. Kita percaya ada ketenteraman dalam kehidupan kita.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No.202:1,2
- Ernalem gelah man Yesus, kula ukur tendingku. Endesken geluhndu baNa keleng ateNa bandu. Ernalem gelah, tutus min gelah. O Yesusku bahan aku ernalem gelah.
- Kita k’rina bas geluhta, p’raten daging simbak min. Pindo lebe gegeh baNa maka kita erdahin. Ernalem gelah …
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan