Renungan Malam 26 September 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 399:1,2
    1. Mari surak puji Tuhan endeken nde enden m’riah, o surga doni kerina. Mari rende muji Ia alu ukur si meriah, puji gelarNa si Badia. La ‘ngadi-ngadi ku puji Kam Tuhan, bas k’rina dampar kegeluhen. Ersurak m’riah, pusuhku ibas Kam. Terpuji Tuhan rasa lalap.
    2. Mari k‘rina manusia si puji dage Dibata, rendelah ersuraklah kita k’rina. Ersadalah ukurta e mujiken gelar Dibata, ersurak dage kita k’rian. La ‘ngadi-ngadi …
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 119 : 107-109.
    “ Mekelek kal kiniseranku, jagai min geluhku sue ras si nggo IpadankenNdu. O TUHAN, aloken pertoton pengataken bujur, jenari ajarkan man bangku AturenNdu. Geluhku tetap i bas kebiaren, tapi la pernah ku lupaken Undang-UndangNdu.”

Renungan.

Puji TUHAN, kita telah tiba di hari Sabtu malam. Telah kita lalui lagi hari-hari kita di minggu ini. Hari-hari yang kita lalui, tidak hanya dipenuhi kerja keras, tapi juga kerja keras diliputi kekhawatiran akan kesehatan tubuh kita, diiringi dengan banyak pertanyaan tentang hidup ini. Ada pekerjaan yang dapat kita selesaikan dengan hasil yang mengembirakan kita, ada hasil lebih diluar dugaan kita, ada harapan kita yang tidak tercapai. Namun dalam situasi itu semua, kita telah melaluinya. Walaupun kita dalam kesulitan hidup, kita tetap dapat melaluinya. Saat ini kita telah tiba di Sabtu malam ini.
Seperti ungkapan Pemazmur dalam bacaan renungan ini, “mekelek kiniseranku, geluhku ibas kebiaren”. Walaupun Pemazmur menjalani hidupnya dalam “kiniseran” dan “kebiaren”, Pemazmur meyakini bahwa TUHAN Allah yang telah menolong hidupnya untuk dapat melalui itu semua. Pemazmur dimampukan TUHAN untuk hidup seturut Firman TUHAN. Oleh karena itu Pemazmur mempersembahkan korban syukurnya melalui nyanyian pujian. Dalam hal ini Pemazmur mempersembahkan hati, pikiran dan tubuhnya melalui nyanyian pujian sebagai korban syukurnya. Tidak hanya mempersembahkan korban syukur, Pemazmur tetap memohon perlindungan TUHAN dan pengajaran Firman TUHAN. Hal ini memperlihatkan bahwa “kiniseran” dan “kebiaren” tidak hilang sama sekali. Bukan berarti tidak ada lagi “kiniseran” dan “kebiaren” di masa depan. Tetapi, sebagaimana TUHAN telah melindunginya di hari – hari yang lalu, Pemazmur yakin dan terus berharap akan perlindungan dan pengajaran Firman TUHAN untuk hari-hari kedepannya. Oleh karena perlindungan dan pengajaran Firman TUHAN-lah maka Pemazmur tetap dapat melakukan kehendak Allah.
Berdasarkan pengalaman Pemazmur ini, di Sabtu malam ini, kita mengingat kembali hari-hari yang telah kita lalui. Kita mengingat bagaimana TUHAN telah menolong kita untuk melalui “kiniseran” dan “kebiaren” hidup kita. Apapun hasil yang kita peroleh sampai hari ini, kita ada seperti hari ini kita adanya, itu karena pertolongan Allah. Oleh karena itu, dengan segenap hati, pikiran kita yang terdalam, kita mengakui anugerah pertolongan Allah dalam hidup kita. Dan melalui tubuh kita, kita naikkan nyanyian syukur kita dengan segenap hati dan segenap jiwa kita. Ini juga merupakan persembahan korban syukur kita. Kita persiapkanlah tubuh, jiwa dan roh kita untuk menaikkan korban syukur kita melalui ibadah minggu kita besok. Dalam doa kita tetaplah memohon perlindungan dan pengajaran Firman TUHAN, sehingga kita tetap dimampukan TUHAN untuk melakukan Firman Tuhan di hari-hari yang akan diberikan Allah bagi kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 202:1,2
    1. Ernalem gelah man Yesus, kula ukur tendingku. Endesken geluhndu baNa, keleng ateNa bandu. Ernalem gelah, tutus min gelah. O Yesus ku bahan aku ernalem gelah.
    2. Kita k’rina bas geluhta, p’raten daging simbak min. Pindo lebe gegeh baNa, maka kita erdahin. Ernalem gelah …
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *