Renungan Malam 27 Oktober 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 279:1,2
    1. Kam kap Dibatangku, Kam inganku cicio, tegu-tegu aku, begiken pertotonku. Ernalem man baNdu, Kam pengarapenku. Kidekah geluhku, kupuji Kam Tuhan.
    2. Bere gegeh bangku, mekuah ateNdu min. Labuh kal tendingku, sampatiNdu aku min. ernalem man baNdu, Kam pengarapenku. Kidekah geluhku, kupuji Kam Tuhan.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Jesaya 30:20 – 21.
    “ Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia, dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya,” entah kamu menganan atau mengiri.”

Renungan

Di dalam kehidupan kita, untuk sampai ke puncak bukit, terkadang kita harus mengalami kesulitan terlebih dahulu. Namun demikian, ada kalanya, kekuatan kita sendiri tidak mampu menghadapi kesulitan itu. kita membutuhkan pertolongan orang lain sehingga kita dapat melewati kesulitan itu. Inilah yang diperlihatkan Allah dalam kehidupan bangsa Israel.
Di dalam Kitab Jesaya 30 ini diperlihatkan tentang Firman Tuhan kepada penduduk Sion dan Jerusalem yang sedang mengalami penderitaan hidup. Penduduk Sion dan Jerusalem merasakan “makan roti dan minum air serba sedikit”. Artinya mereka hidup dibawah kekuasaan orang lain, mereka menderita di bawah penjajahan bangsa lain. Hal ini terjadi sebagai bentuk hukuman atas pelanggaran mereka. Namun demikian, Allah tidaklah meningalkan mereka. Tuhan akan mengutus pengajar-pengajar yang akan mengajari mereka tentang Firman Tuhan dan memberi petunjuk-petunjuk untuk menghadapi situasi kehidupan mereka. Tuhan akan membuka telinga mereka sehingga bangsa itu mendengar kemana mereka harus berjalan. Tuhan tidak lagi membiarkan mereka mencari jalan mereka sendiri. Melalui pengajar-pengajar ini, Tuhan akan menuntun jalan penduduk Sion dan Jerusalem. Dari dalam hati mereka akan ada suara yang menuntun apakah mereka harus berjalan ke kiri atau mereka harus berjalan ke kanan.
Demikianlah kita mengetahui bahwa Allah, walaupun menghukum manusia atas pelanggarannya, tetapi Allah tidak meninggalkan manusia. Allah tetap mendampingi dan menuntun perjalanan kehidupan manusia.
Kasih yang diperlihatkan Allah ini merupakan anugerah dalam kehidupan kita. Allah tetap membimbing kita agar kita berjalan menuju damai sejahtera. Allah tidak menginginkan kita binasa dalam penderitaan hidup kita. Seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Apa yang dilakukan Allah merupakan kesempatan bagi kita untuk memperlihatkan pertobatan kita. Allah tetap memberi kesempatan bagi untuk kembali kepadaNya.
Demikianlah kita selalu siap sedia untuk mendengar panggilan suara Allah dalam hidup kita. Panggilan yang menuntun dan mengokohkan kita untuk berjalan di jalan kebenaran dan keadilan. Jalan yang membawa kita kepada damai sejahtera. Tuhan Allah memberkati kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen.
  2. Rende KEE GBKP No. 307:1,2
    1. O Tuhanku, Kam me permakanku, emaka la kekurangen aku. Ku mbal-mbal m’ratah aku babaNdu, ipesenang senangNdu geluhku. Permakanku sinjayam geluhku. Malem ateku senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku, Kam me Tuhanku, Permakanku.
    2. IteguNdu kempak lau si maler, ibahanNdu ateku nggo malem. E maka tedeh ate tendingku kempak keg’luhen si sikapkenNdu. Permakanku sinjayam geluhku. Malem ateku senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku, Kam me Tuhanku, Permakanku.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *