- Rende KEE GBKP No. 282:1,2
- Ku kataken bujur baNdu, o Kam Tuhan Penebus. Aku enggo s’lamatkenNdu arah lias ateNdu. Keleng kal ateNdu aku, simpar kap ngaruhNdu bangku. Lias ateNdu lanai terpilasi, kupuji tep-tep wari.
- Tergejap pasu-pasuNdu ibas kegeluhenku. Rejeki arah dalinku, icurcurkenNdu bangku. …
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Markus 4:27
“ Paksa berngi tunduh ia, suari idahina dahinna. Kidekah si e benih ndai ersuli, turah pe. Tapi kuga carana turah labo ieteh perjuma ndai.”
“Lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.”
Renungan
Ketika penderitaan datang menerpa kehidupan kita, biasanya pertanyaan pertama yang muncul adalah “mengapa”. Hal ini adalah wajar. Sebagai makhluk yang diberikan akal, pikiran, maka kita mencoba mencari penjelasan mengapa hal itu terjadi dalam hidup kita. Kata mengapa memang perlu agar kita dapat menganalisa dan menemukan apa yang perlu dilakukan kedepannya. Namun demikian, pertanyaan “mengapa” ini juga harus dibarengi pertanyaan “bagaimana”. Pada pertanyaan inilah kita memfokuskan perhatian kita. Bagaimana kita menghadapi kehidupan kita ini ?
Di dalam Markus 4:26-29, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang benih yang tumbuh. Dengan perumpamaan ini, Tuhan Yesus menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan Allah di bumi. Seperti petani yang tidak dapat mengamati bagaimana pertumbuhan benih itu, demikianlah hal Kerajaan Allah terus bertumbuh tanpa dapat kita pahami cara pertumbuhan dan perkembangannya. Itu semua adalah kemahakuasaan Allah.
Namun perumpamaan ini juga dapat kita pakai untuk melihat kebijaksanaan hidup kita.
Kehidupan kita memang memiliki rahasia pertumbuhan dan perkembangannya. Banyak hal yang tidak dapat kita mengerti dan jelaskan. Ada banyak unsur yang ikut berproses dalam kehidupan kita, namun tidak semua proses itu dapat kita kendalikan. Seperti seorang petani, dia mampu menyiapkan lahan, memilih benih, menanam dan merawatnya. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang baik, kerja keras petani tersebut juga tergantung pada faktor cuaca, faktor hama, faktor keamanan dan faktor pembeli. Kita sendirian tidak dapat mengendalikan faktor-faktor ini. Demikian juga dalam kehidupan kita. Semakin besar hasil yang kita inginkan, maka biasanya semakin banyak faktor yang terlibat dan berarti semakin banyak faktor yang di luar kendali kita. Hal ini menyadarkan kita akan keterbatasan kita dalam mengendalikan kehidupan kita. Oleh karena itu, kita dengan rendah hati menerima keadaan ini.
Inilah rahasia kehidupan. Seperti tumbuhnya bibit, jikalau diamati terus, justru kita tidak dapat melihat perbedaan pertumbuhannya. Tetapi, ketika ada selang waktu pengamatan, pada saat itulah baru dapat melihat perbedaan pertumbuhannya. Seorang petani, ketika dia selesai menaburkan benihnya, dia meninggalkannya untuk beberapa hari. Hari pertama, hari kedua dan mungkin sampai hari ketiga, tidak terlihat perbedaan di tanah di mana bibit ini ditaburkan. Tetapi petani itu, yakin pastilah ada pertumbuhan bibit itu walaupun dia tidak melihat bagaimana pertumbuhan bibit itu. Setelah beberapa hari kemudian, barulah petani itu dapat melihat perbedaannya. Demikian juga dalam pekerjaan kita, mungkin kita tidak dapat melihat langsung hasilnya dalam kehidupan ini. Tetapi kita yakin, pasti ada pertumbuhan dan perkembangannya dalam kehidupan kita.
Dalam situasi di mana kita tidak mampu mengendalikan semua bagian dalam proses kehidupan kita dan adanya rahasia pertumbuhan dan perkembangan kehidupan ini, yang dapat terus kita lakukan adalah terus bertanggungjawab mengerjakan bagian kita dan meyakini dan berserah kepada Allah. Dalam berkat Allah, kita meyakini tetap ada pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan kita, walaupun mungkin kita tidak dapat langsung merasakan dan melihat perbedaannya. Setelah mengerjakan pekerjaan kita, kita berserah kepada Allah sehingga kita dapat beristirahat dengan nyaman dan aman. Amin.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 307:1,2
- O Tuhanku, Kam me permakanku, emaka la kekurangen aku. Ku mbal-mbal m’ratah aku babaNdu, ipesenang senangNdu geluhku. Permakanku sinjayam geluhku. Malem ateku senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku, Kam me Tuhanku, Permakanku.
- IteguNdu kempak lau si maler, ibahanNdu ateku nggo malem. E maka tedeh ate tendingku kempak keg’luhen si sikapkenNdu. Permakanku sinjayam geluhku. Malem ateku senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku, Kam me Tuhanku, Permakanku.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan
Bujur Pdt T Pinem untuk renungannya.
Bibit i suanken, ence wari pe-4 ken maka enggo teridah ndarat sulina, teridah enggo lit perubahen (Change).
Ise si erbahan perubahen e? E me kap Tuhan Yesus.
Anakta, tamat kuliah, enggo mulai erdahin, mendapatkan training 3 bulan, baru masuk ke Dunia kerja, dan mulailah masa kesabaran untuk melihat pertumbuhan karirnya. Siapa yg membuat pertumbuhan karir tsb?
Anak yg sombong akan berkata, berkat kerja keras SAYA, ……….dst.
Karya Tuhan Yesus ditutupi. Biasanya orang seperti ini akan berakhir dengan SELALU KECEWA.
Berbeda dengan anak yang beriman, yang punya prinsip ORA ET LABORA, akan berkata, Tuhanku memberkati apa yang kukerjakan. Aku selalu bersyukur. Dan waktu berjalan, karirnyapun terus meningkat, dimulai dari Supervisor, Superintendant lalu naik jadi Manager, segala fasilitas jabatanpun diterima, ada rumah dinas, mobil dinas, gajipun semakin lumayan.
Orang yg beriman menganut ILMU PADI, semakin berisi semakin merunduk, karena dia meyakini SEMUA KARENA YESUS.
Orang seperti ini biasanya berakhir dgn HAPPY ENDING. Tuhan Yesus memberkati. Amin.