Renungan Malam 4 Juni 2020

  1. Rende KEE GBKP No 334:1,2
    1. Tuhan kap si empuna geluhta, gegehta Ia si merekenca. Kiniteken pe ras pemetehta, e pe Ia si njujurkenca. Ia kap erbanca kita sangap. Tetaplah man Ia kita ngarap. Di reh susah b’reNa serpang pulah, tendi kula mejuah-juah.
    2. Dage tetaplah bulat ukurta, geluhta pe lalap min erguna. Lagu langkah pe la sia-sia gelar Tuhanlah ermulia. Adi jumpa kita si mesera, pengarapen ula kal min pera. Kune riah ukur kita jumpa, nehken bujur ula kal lupa.
  2. Ertoto.
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 18:30
    “ Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dan dengan Allahku aku berani melompati tembok”.
    Renungan :
    Situasi saat ini, membuat seorang teman berkata, “bisa bertahan hidup saja saat ini sudah bagus itu”. Mungkin dia sudah lelah memikirkan cara lain untuk mencukupkan kebutuhan keluarganya. Apa yang dia hasilkan hanya cukup untuk kebutuhan dasar keluarganya. Punya tempat tinggal, bisa makan, sudahlah cukup baginya. Baginya mungkin berlaku istilah : Jalani saja hidup ini, di mana nanti berhenti, ya di situlah sampainya. (Ija kari ngadina, ijem sehna). Sepertinya dia tidak berani memimpikan kehidupan yang lebih baik lagi. Bermimpi pun dia sudah tidak berani lagi. Begitu juga dalam perjuangan kehidupan ini. Kegagalan demi kegagalan dalam hidup memang dapat melumpuhkan keberanian kita. Kita tidak lagi berpikir jauh ke depan, bagaimana keadaan hidup di masa depan. Kita hanya terfokus kepada diri kita sendiri dan persoalan hidup kita. Kita menjadi pemurung, gampang tersinggung, gampang kehilangan sukacita dalam hidup.
    Bacaan Firman Tuhan pada malam ini, memperlihatkan Daud yang mendapatkan keberanian hidup. Daud tidak sekedar berani menghadapi musuhnya tetapi dia juga berani memasuki tembok benteng musuh. Daud mendapatkan keberanian karena dia yakin Allah beserta dengan dia. Dengan kehadiran Allah, Daud merasa mendapatkan kekuatan untuk menghadapi musuh-musuhnya.
    Belajar dari pengalaman Daud, keyakinan kita akan Allah yang beserta dengan kita menjadikan kita berani memimpikan kehidupan yang lebih baik lagi. Oleh karena hidup bukan sekedar bertahan hidup. Ada banyak hal yang harus kita perjuangkan. Misalnya, semangat hidup orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya untuk bersemangat memperbaiki keadaan hidupnya. Bila orang tua saja tidak semangat, tentunya menjadi pengaruh negatif terhadap anak-anak. Keyakinan Allah beserta kita menjadikan sukacita ada dalam keluarga. Sukacita ini seperti tali yang mengikat kebersamaan dalam keluarga, menjadi tempat pertumbuhan pribadi-pribadi yang sehat. Anak-anak yang memiliki pribadi yang sehat dan tangguh.
  4. Ertoto kenca renungen
  5. Rende KEE GBKP No. 307:1,2
    1. O Tuhanku, Kam me permakanku, emaka la kekurangen aku. Ku mbal-mbal m’ratah aku babaNdu, ipesenang senangNdu geluhku. Permakanku sinjayam geluhku. Malem ateku senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku, Kam me Tuhanku, Permakanku.
    2. IteguNdu kempak lau si maler, ibahanNdu ateku nggo malem. E maka tedeh ate tendingku kempak keg’luhen si sikapkenNdu. Permakanku sinjayam geluhku. Malem ateku senang tuhu. KelengNdu tetap maler man bangku, Kam me Tuhanku, Permakanku.
  6. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *