- Rende KEE GBKP No. 281:1,2
- Kek’lengen Yesus kempak manusia desken Dibata engkelengi Ia. KekelengenNa maler kap man banta adi si pakelah pedahNa. Min sikeleng-kelengen kita k’rina bagi pedahken Yesus bas pustaka. Sababna kai sipindo bas gelarNa, ib’re Dibata man banta.
- Ngasamken kesah nggit me kepe Ia, gelah terkelin kita manusia. Dage dalanken si ni pedahkenNa kempak temanta ise gia. Min sikeleng-kelengen …
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Keluaran 17:12-13
“ Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang”.
Renungen.
Allah mengetahui bahwa manusia membutuhkan berkat Allah. Manusia mengalami keterbatasan dalam hidupnya, baik dalam kemampuan maupun kepastian masa depannya. Berkat Allah itu dinyatakan Allah dengan memberikan sahabat-sahabat dalam kehidupan manusia. Kita dapat melihat hal ini dalam perjalanan bangsa Israel di padang pasir.
Dalam perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan, bangsa Israel diperangi bangsa Amalek. Untuk melawan bangsa Amalek ini, Musa berbagi tugas dengan Yosua. Yosua langsung berhadapan dengan tentara Amalek, sedangkan Musa, Harun dan Hur pergi ke puncak bukit. Allah memerintahkan Musa agar membawa tongkat yang dipakainya untuk memukul sungai Nil. Maka terjadilah, “ apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek”. (Keluaran 17:11). Dalam situasi ini, tangan Musa menjadi penat. Oleh karena itu Harun dan Hur berinisiatif untuk mengambil batu sebagai tempat duduk Musa, kemudian Harun dan Hur menopang tangan Musa. Demikianlah Yosua dapat mengalahkan tentara Amalek.
Dari kisah ini kita dapat melihat, bahwa tindakan Musa yang mengangkat tongkat merupakan saluran berkat yang diberikan Allah untuk menguatkan bangsa Israel. Namun demikian, kekuatan berkat yang begitu besar, tidak sanggup ditanggung Musa sendirian. Harun dan Hur datang untuk menopang tangan Musa sehingga Yosua dan tentara Israel dapat memenangkan perang dengan bangsa Amalek.
Kita juga membutuhkan kehadiran sahabat-sahabat kita untuk mendukung perjuangan kita. Dalam saat senang atau susah, kita juga membutuhkan sahabat-sahabat. Adi tawa pe, kita butuh teman tawa, sebab la ka bo mehuli ada sekalak ngenca kita tawa. Dalam persoalan yang berat, kita juga membutuhkan sahabat-sahabat untuk berbagi cerita tentang persoalan kita. Kita tidak sendirian menanggung beban, ada teman untuk berbagi keberatan. Kita dapat mengeluarkan pikiran berat itu, kita mendapat pencerahan dari diskusi dengan sahabat itu, dan akhirnya kita mendapat kekuatan untuk menghadapi persoalan kita itu. Dalam Amsal 17:17, dikatakan tentang keberadaan sahabat. “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”. Bersyukur dan berbahagia dengan kehadiran sahabat seperti ini. Cari dan jagalah persahabatan kita. Jalan berkat Allah dapat melalui kehadiran sahabat dalam hidup kita. - Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No.375:1,4.
- O Tuhan ajari kami engkelengi teman kami, si latih kote ras ndele, ngidah p’ratenNa e. Bage kap pedah Tuhanta e, sikeleng-kelengen. Bage kap pedah Tuhanta e, sisampat-sampaten.
- O Tuhan pengasup kami, mpegegehi ras nambari kula teman si mesui, gelah tertambari. Bage kap pedah Tuhanta e, sikeleng-kelengen. Bage kap pedah Tuhanta e, sisampat-sampaten.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan