Renungan Malam 6 Juli 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 249:1,3
    1. Ajar aku o Tuhanku, make Kata ras PedahNdu, kueteh payo ras sentudu, kuikukten bas geluhku. Singikut Pedah Dibata, daten me kerembakenNa. Pedah Kata tangkas k’rina, em jadi gelementa.
    2. Kekelengen ni Dibata la ersibar seh man banta. Anem papak gia kita, dalin jera tuduhkenNa. Singikut Pedah Dibata, daten me kerembakenNa. Pedah Kata tangkas…
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Mazmur 139:23-24
    “ Pepayolah aku o Dibata, tandailah pusuhku, uji dingen datkenlah perukurenku. Pepayolah ntah mawen lepak dalan si kudalani, jenari babailah aku arah dalan si tetap rasa lalap”.
    Renungen.
    Di lemari pakaian kita, kita memiliki beberapa pasang pakaian. Ketika hendak pergi keluar, kita akan mempertimbangkan pakaian mana yang harus kita pakai agar sesuai dengan tujuan kepergian kita, orang-orang yang kita temui, dan situasi kondisi tempat itu.
    Seperti sebuah proses, banyak hal yang terlibat dalam perjalanan kehidupan kita. Banyak yang dipertimbangkan dalam mengambil sebuah keputusan. Terkadang hidup tidak sejelas hitam-putih. Ada yang tampak benar tapi ternyata salah. Ada yang kelihatannya salah, tetapi ternyata itu adalah tindakan yang benar. Oleh karena itu kita perlu tetap melihat ke dalam diri kita untuk menilai motivasi, keputusan, tindakan dan hasil tindakan kita itu.
    Inilah yang dilakukan pemazmur. Dia memohon kepada Allah untuk mengenal hatinya, menguji pikiran-pikirannya, agar dia dapat kembali apabila jalannya telah serong. Bagaimana hal ini kita lakukan dalam hidup kita saat ini ?
    Nina Kata Dibata ibas Amsal 20:27, “Ibereken TUHAN man banta pusuh peraten, gelah banci si tandai dirinta jine”. Hati adalah pusat pemikiran intelektual dan emosional yang terdalam dari manusia. Dengan menaruhkan hati itu, Allah memberikan kemampuan kepada manusia untuk masuk ke dalam lubuk hatinya. Kita dimampukan untuk menguji keputusan dan tindakan yang telah kita ambil. Kita diberi kemampuan untuk mengenali bagian yang paling dalam dari diri manusia, termasuk rencana-rencananya, keputusan-keputusannya, kebahagiannya, kesalahan-kesalahannya, kesedihannya, kekhawatirannya dan ketakutannya. Kita tidak dapat menyembunyikan semua itu dari hadapan Allah, sebab Allah-lah yang memberikan hati ke dalam diri manusia. Yang kita lakukan adalah mengakuinya dan mengujinya. Memohon kepada Allah agar menerangi hati kita sehingga kita dapat bersukacita sebab tetap di jalan Allah dan apa bila kita salah, kita tahu untuk memperbaiki diri dan kembali kepada kehendak Allah.
    Dalam beberapa hari ini kita telah merenungkan bahwa perjuangan hidup kita berdasarkan berkat Allah, “akar” iman kepada Allah, dan dukungen sahabat-sahabat kita. Malam ini kita menambahkan hal menguji pikiran-pikiran kita. Perjuangan hidup kita juga ditentukan oleh kesempatan dan kemauan kita untuk menguji pikiran kita. Dalam dunia yang menawarkan berbagai argumen pembenaran atas tingkah laku manusia, kita tetap menyerahkan pimpinan hidup kita kepada kehendak Allah. Tetaplah perjuangan hidup kita di jalan yang dikehendaki Allah. Amin.
  4. Ertoto kenca renungen.
  5. Rende KEE GBKP No. 365:1,4
    1. Kudahi Kam Tuhan Dibatangku, ku penangkih totoku man baNdu. Kukataken bujur ermengkah ukurku, ibas ngaloken perkuah ateNdu. Nggo tangkas peratenNdu bas geluhku, bujur o Bapa nggo malem ateku
    2. AlokenNdu min puji sembahku, begikenlah totoku man baNdu. T’rangiNdu ‘lah min pusuh ras peratenku, kuikutken Kam segedang geluhku. Nggo tangkas peratenNdu.
  6. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *