Renungan Malam 5 Oktober 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 325:1,2
    1. Tuhan itengah-tengahta m’reken pasu-pasuNa. Maler desken lau si mbelin, lanai lit si terulin. Usekenlah min KesahNdu, temani geluh kami. Gegeh kami plimbarui, k’rina jadi mehuli.
    2. Tuhan itengah-tengahta, reh riahna ukurta. Reh tenengna pertendinta, reh damena pusuhta. Usekenlah min KesahNdu …
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Jesaya 28 :26 – 29.
    “ Mengenai adat kebiasaan ia telah diajari, diberi petunjuk oleh Allahnya. Sebab jintan hitam tidak diirik dengan eretan pengirik, dan roda gerobak tidak dipakai untuk menggiling jintan putih, tetapi jintan hitam diirik dengan memukul-mukulnya dengan galah, dan jintan putih dengan tongkat. Apakah orang waktu mengirik memukul gandum sampai hancur? sungguh tidak, orang tidak terus-menerus memukulnya sampai hancur! Dan sekalipun orang menjalankan di atas gandum itu jentera gerobak dengan kudanya, namun orang tidak akan menggilingnya sampai hancur. Dan inipun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan.”

Renungan

Terhadap pekerjaan tertentu, mungkin kita melihat gampang mengerjakannya. Tetapi terhadap pekerjaan yang lain, kita membayangkannya sangat sulit mengerjakannya. Namun demikian, setiap pekerjaan pastilah membutuhkan kecermatan dan keahlian tertentu.
Dalam kitab Jesaya 28 ini, penduduk Israel diajak untuk memperhatikan keahlian dan ketrampilan manusia, khususnya petani dalam mengerjakan pekerjannya. Nabi Jesaya memperlihatkan bahwa seorang petani pastilah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengerjakan pekerjannya. Petani mengetahui kapan waktunya mengerjakannya, apa kebutuhan pekerjannya, bagaimana caranya untuk mengerjakannya. Petani yang mengirik jintan hitam atau jintan putih tidak memakai pengirikan gerobak, melainkan mengiriknya dengan galah atau tongkat. Sekalipun gandum diirik dengan gerobak, tetapi seorang petani memiliki kemampuan untuk mengukur kerasnya irikan dan kapan waktu selesainya pengirikan sehingga gandum itu tidak hancur. Jesaya mengatakan bahwa pengetahuan dan ketrampilan itu merupakan anugrah Tuhan. Jesaya memperlihatkan bahwa Allah-lah sumber pengetahuan dan ketrampilan petani untuk menujukkan bahwa Allah juga memiliki kebijaksanaan dalam mengatur kehidupan bangsa Israel. Allah mengetahui mana yang terbaik dalam kehidupan bangsa Israel. Jesaya mengatakan hal ini karena bangsa Israel lebih mengutamakan pikirannya sendiri ketimbang mempercayakan keselamatannya pada kebijaksanaan Allah. Mereka mencemoohkan kebijaksanaan Allah dan lebih memilih kesepakatan dengan maut. “Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang-orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini! Karena kamu telah berkata: “Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri,” (Jesaya 28:14-15) Jesaya mengajak bangsa Israel untuk tidak mencemoohkan kebijaksanaan Tuhan, tetapi sebaliknya bangsa Israel harus merendahkan diri, berserah dan mengikutkan kebijaksanaan Allah.
Demikian juga dalam kehidupan kita, kita yakin Allah memiliki kebijaksanaan dalam mengatur kehidupan kita. Allah mengasihi kita dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan bagi kita. Hendaklah kita bersyukur atas pekerjaan kita masing-masing. Kita bersyukur bahwa Tuhan telah memberikan kemampuan bagi kita untuk mengetahui kapan waktunya mengerjakannya, apa kebutuhan pekerjan kita, bagaimana caranya untuk mengerjakannya. Dengan sukacita dan merendahkan diri, kita mengerjakan setiap pekerjaan kita. Tuhan memberkati kehidupan kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 303:1,2
    1. O Yesus Kam terang geluhku, Kam me si ngkelini tendingku, la kap lit si man kebiarenku. O Yesus, Kam me kap bentengku, e makana la lit gentarku, amin lit si jahat nderpa aku. O Bapa dengkeh pemindonku. Lit kap sada sura-surangku. Atan min aku ibas rumahNdu sedekah geluhku.
    2. O Yesus Kam terang geluhku. Kam me si engkawali aku ibas paksa lit kesusahenku. O Yesus ajari min aku, gelah nggeluh ngikut p’ratenNdu arah dalan salang babai aku. O Bapa
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *