Renungan Malam 8 Juni 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 367:1,3.
    1. Kam Tuhan Dibata, Si Mada kuasa, si ‘ngkelini k’rina doni enda. Badia gelarNdu mulia me tuhu. Kupuji gelarNdu bas geluhku. Kam Tuhan Dibata, Si Mada kuasa, si ngkelini k’rina doni enda.
    2. Kam Tuhan Dibata Si Mada kuasa, si petetap ukur kami k’rina. Ajar kami nembah ras muji gelarNdu. ‘Lah metunggung ibas adepenNdu. Kam Tuhan Dibata si mada kuasa, si mpetetap ukur kami k’rina.
  2. Ertoto
  3. Pengogen Kata Dibata : 1 Raja – Raja 19:14-15.
    “ Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.” Firman TUHAN kepadanya: “Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram “.
    Renungen.
    Dengan perkenaan Allah, Elia berhasil membuktikan kuasa Allah dan mengalahkan nabi-nabi Baal. Kesaksian adikodrati ini, seharusnya membuat Raja Ahab dan istrinya, Izebel, mengakui kuasa Allah dan berserah kepada Allah. Namun sebaliknya, Izebel, justru memaklumatkan untuk membunuh Elia. Keadan ini membuat Elia melarikan diri kepada daerah Yehuda untuk menyelamatkan nyawanya. Elia diliputi oleh keputusasaan. Ketika Allah menjumpai Elia, Elia mengadukan pergumulannya kepada Allah. Elia telah bekerja dengan giat, namun yang dia dapatkan justru ancaman terhadap nyawanya. Lalu Allah. menyuruh Elia kepada tugasnya sebagai seorang nabi Allah.
    Dari perisitwa ini kita dapat melihat jeritan hati seorang yang telah bekerja giat, namun justru mendapat ancaman terhadap nyawanya. Pengalaman yang mungkin pernah terjadi dalam hidup kita. Keberhasilan-keberhasilan yang selama ini kita peroleh tidak mampu menahan kita dari keputusasaan ketika kita mengalami persoalan hidup. Kita lebih terfokus kepada ancaman yang kita alami ketimbang keberhasilan yang telah ditunjukkan Allah dalam hidup kita. Yang menarik dari bacaan kita diatas adalah Allah tetap mempercayakan tugas kenabian itu kepada Elia. Allah tidak membiarkan Elia mengasingkan diri, bersembunyi dan meratapi keadaannya yang seorang diri lagi. Memang terkadang, ketika kita mengalami frustasi, kita merasa lebih baik sendiri, mengurung diri, mengutuki keadaan dan melepaskan tanggungjawab kita.
    Inilah kasih setia Tuhan kepada kita. Allah menyembuhkan kita dengan cara mengeluarkan kita dari persembunyian kita dan tetap memberikan tanggungjawab itu.
    Pengalaman ini mengajarkan kepada kita bahwa berputusasaan, bersembunyi atau tidak percaya diri bukanlah solusi atas persoalan yang kita hadapi. Allah menginginkan kita agar terbebas beban berat itu. Allah menginginkan kita untuk “kembali ke jalan” tugas tanggungjawab kita, ke panggilan hidup kita. Amin.
  4. Ertoto
  5. Rende KEE GBKP No.299:1,3
    1. Ngikut Tuhan kin atendu, person silang. Ola sangsi ola mbiar, ikutkenlah. Persan saja min silangndu ikut terus. Mulia me kal upahndu, tetap tutus.
    2. Kune susah tah mesera, menggengglah. Tuhan Yesus usihenta, ikut gelah. Persan saja min silangndu ikut terus. Mulia me kal upahndu, tetap tutus.
  6. Pertoton Syafaat ras Pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *