Renungan Malam 9 Agustus 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 200:1,3
    1. O Tuhan babai min dalanku bas doni. Labuh ras la kesah gegehku. SoraNdu terbegi man bangku nemani. Lalap Kam me kuban temanku.
    2. O Tuhan bengketi, pusuhku min gelah. Maka kualoken kataNdu. PedahNdu lalap min ku gelem la pulah. Lalap Kam me kuban temanku.
  2. Ertoto
  3. Pembacaan Firman Tuhan : Ulangan 2 : 4 – 7.
    “ Perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sebentar lagi kamu akan berjalan melalui daerah saudara-saudaramu, bani Esau, yang diam di Seir; mereka akan takut kepadamu. Tetapi hati-hatilah sekali; janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu setapak kaki dari negeri mereka, karena kepada Esau telah Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya. Makanan haruslah kamu beli dari mereka dengan uang, supaya kamu dapat makan; juga air haruslah kamu beli dari mereka dengan uang, supaya kamu dapat minum. Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apapun.”
    Renungan

Seorang jawara bela diri, datang ke sebuah dusun. Banyak orang yang mengenal sang jawara. Di antara mereka, ada yang menawarkan makanan, minuman dan semuanya gratis. Tetapi sang jawara, tidak menerimanya sebagai pemberian gratis, sebaliknya dia membayar seperti harga pada umumnya. Mungkin banyak pendapat kita tentang tindakan sang jawara tersebut. Salah satu kemungkinan pandangan terhadap sang jawara adalah tidak pandai memanfaatkan kesempatan. Hal ini disebab pandangan orang pada umumnya akan berpendapat “ Kalau kita ditakuti karena kekuatan kita, mengapa kita tidak mengambil keuntungan dari hal itu ? Jikalau kita bisa menerima saja, mengapa kita harus membeli ?

Dalam perjalanannya dari Mesir ke tanah Kanaan, bangsa Israel akan melewati daerah saudara-saudaranya, keturunan Esau. Tuhan memberitahukan apa yang harus diperhatikan bangsa Israel ketika melintasi daerah Seir. Tuhan mengatakan bahwa keturunan Esau akan takut terhadap bangsa Israel. Namun demikian Allah menyuruh mereka berhati-hati, artinya tidak bertindak semena-mena, tidak menyebabkan pertikaian dan akhirnya bangsa Israel berperang dengan bangsa ini. Sebaliknya, Alah memerintahkan agar bangsa Isarel membeli makanan dan minuman dari mereka. Bangsa Israel tidak boleh mengambil makanan dan minuman dari keturunan Esau ini. Bangsa Israel, tidak boleh memanfaat ketakutan keturunan Esau ini untuk mengambil makanan dan minuman dari mereka. Tuhan mengingatkan bahwa daerah yang akan mereka lewati adalah daerah keturunan Esau. Allah juga mengingatkan bahwa Allah telah membuktikan penyertaanNya terhadap bangsa Israel. Selama 40 tahun penggembaraannya, oleh karena pernyertaan Tuhan sehingga bangsa Israel tidak kekurangen apapun. Jadi, jika bangsa Israel tidaknya berkekurangan, walaupun mereka sendiri dalam masa penggembaraan di padang gurun, untuk apa mengambil makanan dan minuman dari saudara mereka yang takut kepada bangsa Israel. Allah justru mengingatkan bahwa berkat penyertaan Tuhan yang dialami bangsa Israel haruslah dipakai untuk keuntungan keturunan Esau, yang takut terhadap bangsa Israel. Hal dilakukan bangsa Israel dengan membeli makanan dan minuman dari keturunan Esau.
Dalam kehidupan ini, terkadang jabatan, kekuasaan, kekayaan atau posisi yang lebh tinggi atau lebih baik dari orang lain justru dimanfaatkan oleh orang yang memiliki posisi yang lebih tinggi atau lebih baik itu untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri. Prinsip yang demikian justru dapat berkembang menjadi suatu kebiasan, aturan tidak tertulis, cara hidup otomatis bawahan-atasan bahkan suatu kewajiban,. Hal ini memperlihatkan seakan-akan berkat mengalir dari bawah ke atas.
Kekuatan, kemampuan yang lebih dan posisi yang lebih baik hendaklah juga mendatangkan kebaikan bagi orang-orang disekitar kita. Seperti gambar di atas, kemampuan anak yang lebih besar dipergunakannya untuk menolong yang lebih kecil. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen
  2. Rende KEE GBKP No. 334:1,2
    1. Tuhan kap si empuna geluhta, gegehta pe IA simerekenca. Kiniteken pe ras pemetehta e pe IA sinjujurkenca. IA kap erbanca kita sanggap, tetaplah man IA kita ngarap. ‘Di reh susah b’reNa erpang luah, tendi kula mejuah-juah.
    2. Dage tetaplah bulat ukurta, geluhta pe lalap min erguna. Lagu langkah pe la sia-sia, gelar Tuhanlah ermulia. Adi jumpa kita si mesera, pengarapen ula kal min pera. Kune riah ukur kita jumpa, nehken bujur ula kal lupa.
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *