- Rende KEE GBKP No.227:1,2.
- Katakenlah man pusuhku, pepankenlah bas geluhku, idemiNdu kegeluhenku, tetapkenlah pengarapenku. Pegaralah kinitekenku, alu Kesah ras KataNdu.
- Si ingetlah wari Tuhan, pedahNa e si pakeken. B’ritaken Kata Dibatanta man k’rina bekas tinepaNa. Pegaralah kinitekenku alu Kesah ras KataNdu.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Mazmur 90 : 12
“ Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
Renungan
Hidup yang kita jalani, terkadang memang tidak dapat kita perkirakan. Apa yang terjadi dan apa yang kita hadapi seringkali jauh dari apa yang kita bayangkan. Walaupun demikian, bukan berarti kita tidak perlu belajar untuk menghadapi masa depan kehidupan kita. Ada kenyataan-kenyataan dalam hidup ini yang tidak bisa kita hindari. Oleh karena itu memang penting bagi kita untuk belajar tentang kehidupan ini.
Di dalam Mazmur 90 ini disebutkan 2 kenyataan hidup manusia. Kenyataan pertama, adalah adanya batas kehidupan manusia. Apakah panjang umur atau singkat umur manusia, semua hidup manusia ada batasnya. Manusia tidak dapat melebihi batas umur yang telah ditetapkan Allah dalam hidupnya. Apabila manusia telah sampai ke batas umur itu maka semua itu akan terasa singkat dan cepat. Umur 100 tahun sekalipun akan terasa singkat ketika telah sampai ke batasnya. Mazmur 90 : 3-4, berkata, “Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: “Kembalilah, hai anak-anak manusia!”Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.” Kenyataan kedua yang dihadapi manusia adalah adanya penderitaan yang diakibatkan murka Allah terhadap dosa manusia. Mazmur 90:8, berkata, “Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.”
Dari kedua kenyataan ini, Pemazmur memohon kepada Allah untuk memberikan apa yang penting dalam menghadapi kenyataan hidup ini. Pemazmur meminta agar Tuhan mengajari dirinya untuk “menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Hal ini memperlihatkan keinginan Pemazmur untuk selalu diingatkan bahwa hari-hari hidupnya terbatas. Orang yang menyadari bahwa hidupnya terbatas akan mempergunakan hidupnya dengan bijaksana, baik dan benar. Kita menghargai dan mensyukuri setiap waktu yang diberikan Allah kepada kita. Kita mempergunakan setiap waktu yang diberikan Allah untuk hidup seperti yang dikehendaki Allah. Hari-hari hidup kita terbatas oleh karena itu janganlah hari-hari yang terbatas itu diisi atau dipergunakan memperburuk keadaan yang ada. Janganlah mengisi hari – hari hidup yang singkat ini dengan meratapi dan menyesali keadaan yang ada sehingga keadaan masa depan akan sama buruknya dengan masa lalu. Oleh karena hari-hari kita singkat maka menjalani hidup dengan bersukacita dengan kehidupan yang ada dan mengupayakan kehidupan yang lebih baik lagi. Ada istilah yang mengatakan “lakukanlah yang baik seakan-akan besok adalah akhir hidup dan jauhkan yang jahat hari ini seakan-akan masih banyak hari lagi.”
Tuhan lah yang mengajari dan memampukan kita untuk memaknai dan mempergunakan kehidupan yang ada. Tuhan memberkati kita. Amin.
- Ertoto kenca renungen.
- Rende KEE GBKP No. 338:1,3.
- Ulu tuah Kam kusembah, ajar aku megelah. “lah nurihi pujin kami, lalap la ‘rgadi-ngadi. Lias ras keleng ateNdu, jujurkenNdu man bangku. Nteguh paguh, la terundu, kuasa ras muliaNdu.
- Pasu-pasu surga nari, kugejap tiap wari. Kepentaren berekenNdu, nehken sura-suraNdu. PakekenNdu lah min aku, jadi persuruhenNdu, jenda aku suruh aku, nehken kekelengenNdu.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan