Renungan Malam 1 November 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 368:1,2
    1. Si puji Tuhan Dibatanta, kataken bujur baNa. Sabab Ia si merekenca, pasu-pasu man banta. Mbelin ras mulia kekelengen Tuhan ibas doni enda. Ajari o Tuhan kami k’rina anakNdu, naksiken kerina perbahanenNdu.
    2. Geluh kami meriah tuhu, k’rina si k’rajangenNdu. Sabab kalak si nembah baNdu datken pasu-pasuNdu. Mbelin ras mulia kekelengen Tuhan ibas doni enda. Ajari o Tuhan kami k’rina anakNdu, naksiken kerina perbahanenNdu.
  2. Ertoto
  3. Ngoge Kata Dibata Nehemia 8 : 11
    “ Genduari mulihlah ku rumah janah man-manlah kam. Rasken panganndu ras anggurndu ras kalak si kekurangen. Sendah eme wari si badia man TUHANta, emaka ula ceda atendu. Keriahen si ibereken TUHAN man bandu sierbahanca kam megegeh.”

“Lalu berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!”

Renungan

Kita teruskan perjalan hidup kita di bulan November ini. Khususnya, semenjak pandemi covid-19 ini, banyak hal-hal baru yang telah kita alami dalam hidup ini. Tentunya, kita tetap berharap lebih banyak lagi pengalaman-pengalaman baru yang akan kita lalui. Bagaimana kita menjalani hari-hari baru kita setiap hari ? Apakah kita menghadapinya dengan susah hati atau sukacita ? Kita boleh mendapat pengertian dari pembacaan Firman Tuhan malam hari ini.
Di dalam kitab Nehemia 8 :2 diceritakan tentang Ezra, ahli taurat diminta oleh rakyat untuk membaca kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel. Setelah mendengar pembacaan kitab hukum itu, mereka mengerti maknanya dan akhirnya menangis. Hal ini memperlihatkan kegagalan mereka selama ini. Dan kegagalan melaksanakan hukum biasanya mendatangkan malapetaka. Hal inilah yang mereka sesali, yaitu melalaikan hukum Allah, dan takuti, yakni menerima hukuman Allah, sehingga mereka menangis. Namun bagi Ezra, kejadian itu bukan untuk membuat mereka bersusah hati, tetapi hari itu adalah hari kudus. Dalam hal ini kekudusan hari itu dihubungkan dengan masih adanya kesempatan untuk menyesal dan takut dalam diri bangsa Israel. Adanya kesempatan untuk menyesal dan takut justru merupakan sukacita. Nina kuan-kuan, si sedihnya akap eme adi lanai lit nari penyesalenna ibas erbahan si salah janah lanai lit kebiarenna ngaloken hukumen e. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kekudusan hari itu terlihat ketika kita datang kepada Allah dalam penyesalan dan ketakutan. Hari dimana kita bisa datang kepada Allah, dalam penyesalan dan ketakutan, adalah hari sukacita. Kita dapat memahami hal ini dengan mengenang kembali kata-kata si ayah ketika melihat anaknya yang “hilang” datang kembali. “ Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.”(Lukas 15:21-23) Kita bersukacita, sebab kita yakin ketika kita datang dalam penyesalan dan ketakutan tetapi justru disambut Allah dengan sukacita. Inilah lembaran baru dalam kehidupan kita. Oleh karena sukacita itu, Nehemia menyuruh orang Israel pulang ke rumah mereka untuk memakan sedap-sedapan dan meminum manis-manisan. Sukacita itu juga harus dirasakan oleh orang yang tidak memiliki apa-apa, miskin. Sukacita yang diberikan Tuhan inilah juga yang merupakan kekuatan untuk menjalani kehidupan kita.
Demikianlah dengan sukacita yang berasal dari sukacita Allah, kita jalani kehidupan kita di hari-hari ini. Kita sambut hari-hari di bulan November dengan sukacita Allah. Tuhan Allah memberkati kita. Amin.

  1. Ertoto kenca renungen.
  2. Rende KEE GBKP No. 202:1,2
    1. Ernalem gelah man Yesus, kula ukur tendingku. Endesken geluhndu baNa, keleng ateNa bandu. Ernalem gelah, tutus min gelah. O Yesus ku bahan aku ernalem gelah.
    2. Kita k’rina bas geluhta, p’raten daging simbak min. Pindo lebe gegeh baNa, maka kita erdahin. Ernalem gelah …
  3. Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *