- Rende KEE GBKP No. 279:1,4
- Kam kap Dibatangku, Kam inganku cicio. Tegu-tegu aku, begiken pertotonku. Ernalem man baNdu, Kam pengarapenku. Kidekah geluhku, kupuji Kam Tuhan.
- Ku puji Kam Tuhan, rende aku man baNdu. Sabab seh ulina perbahanenNdu bangku. Ernalem man baNdu…
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Josua 23:11
“ Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.”
Renungan
Kita terus berjuang dalam kehidupan kita. Di dalam perjuangan itu, ada saja godaan yang mencoba membuat kita melakukan yang tidak dikehendaki Allah. Misalnya, secara emosi, kita diperhadapkan untuk mengeluarkan kata-kata kasar dan keras untuk menujukkan kemarahan kita terhadap mereka yang membuat kita sakit hati atau menahan emosi itu bahkan mengampuninya. Demikian juga dalam kesulitan ekonomi, bisa jadi muncul ide-ide untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak benar. Di dalam semua itu, yang kita ingat bukan hanya sekedar pemuasan kebutuhan emosi atau kepentingan ekonomi yang kita pertaruhkan, tetapi juga adalah keberlangsungan hidup kita. Dalam hal ini kita dapat belajar dari pengalaman Josua ketika memimpin bangsa Israel.
Pada jaman Josua, bangsa Israel telah menempati tanah bangsa Kanaan yang telah dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka Abraham. Tuhan sudah mengikatkan diriNya dalam perjanjian dengan bangsa Israel. Firman Tuhan dalam Keluaran 19:5-6, “Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.”
Demikian juga dalam Kitab Imamat 11:45 dikatakan, “ Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus”.
Dengan mengingat semua janji yang telah ditepati Allah, Josua mengingatkan bangsa Israel untuk setia kepada Allah. Kesetian bangsa Israel untuk hanya menyembah Allah, mendengarkan Firman Allah dan berpegang pada perjanjian dengan Allah merupakan penentu keberlangsungan atau kesinambungan hidup mereka di tanah yang telah diberikan Allah kepada mereka. Dengan demikian, kesetiaan kepada Allah sangat penting dalam kehidupan umat Allah.
Demikian juga dalam kehidupan kita saat ini, keselamatan yang telah dianugerahkan Allah kepada kita juga menuntut kesetian mutlak kepada Allah. Firman Tuhan dalam Lukas 21:19, “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” Demikian juga dikatakan dalam Yakobus 1:12, “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” Jadi kita dapat mengatakannya bahwa kesetiaan kepada Allah merupakan penentu keberlangsungan hidup kita.
Ditengah-tengah berbagai permasalahan hidup ini, terkadang kita melihat jalan keluar yang menggoda kita untuk melakukan yang salah. Namun demikian, kita diingatkan bahwa pertaruhannya bukanlah hal yang kecil. Kita diperhadapkan dengan keberlangsungan hidup kita. Bukan hanya hidup di dunia ini tetapi hidup setelah kita melewati kehidupan di dunia ini. Oleh karena itu, tetaplah kita setia, megenggeng erkiniteken man Tuhan Dibata, sampai pada akhirnya, sebab itu menentukan kehidupan kita.
Tuhan memberkati kita. Amin.
- Ertoto kenca renungen.
- Rende KEE GBKP No. 202:1,2
- Ernalem gelah man Yesus, kula ukur tendingku. Endesken geluhndu baNa, keleng ateNa bandu. Ernalem gelah, tutus min gelah. O Yesus ku bahan aku ernalem gelah.
- Kita k’rina bas geluhta, p’raten daging simbak min. Pindo lebe gegeh baNa, maka kita erdahin. Ernalem gelah …
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan