- Rende KEE GBKP No. 290:1,2
- Labo erkiteken beluhku. Labo erkiteken pentarku. Tapi perbahan penampatndu. Mbelin tergejap bas geluhku.
- Labo erkiteken dahinku. Labo erkiteken pangkatku. Tapi perbahan perkuahNdu. Malem ateku tuhu-tuhu.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Bilangen 11 : 4 – 5.
“Lit piga-piga kalak asing ikut i bas perdalanen ras bangsa Israel e. Lanai kal lang-lang rincuhna ia man daging, janah bangsa Israel jine pe enggo mulai jungut-jungut nina, “Lit kin min daging man panganta ! Adi i Mesir biasa kita rate-ate man nurung, janah la nukur pe. Ma siinget denga kin biasa lit i bas kita cimen, mandike, pere, pia, lasuna?”
Renungan
Bukan hanya covid-19 yang menular, keinginan pun juga dapat menular. Misalnya, ketika kita berjalan di supermarket, kita melihat banyak orang yang berkerumun membeli suatu barang. Dari rumah, sebenarnya barang itu tidak ada di daftar kebutuhan atau keinginan kita. Tetapi ketika kita melihat banyak orang antri ingin membeli barang itu, bisa jadi muncul juga keinginan dan kita rela antri kita untuk membelinya. Hal inilah yang terjadi dalam perjalanan bangsa Israel.
Dalam Kitab Bilangan 11 ini, dikisahkan bangsa Israel yang telah bebas dari Mesir dan sedang dalam perjalanan di gurun pasir meninggalkan gunung Sinai. Bersama-sama bangsa Israel ada orang asing yang juga ikut keluar dari tanah Mesir. Pada awalnya, orang-orang asing inilah yang mengingini makan daging. Kemudian, keingian orang asing itu menular kepada bangsa Israel. Dalam diri bangsa Israel keinginan itu telah berubah menjadi sungut-sungut. Dalam sungut-sungutnya mereka mulai membanding-bandingkan keadaan mereka. Mereka membandingken ketidakadaan daging yang mereka alami di gurun pasir dengan keadaan mereka yang dapat makan ikan sepusnya di Mesir. Mereka mengingat ketika di Mesir mereka dapat memakan ikan sepuasnya dan memiliki mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih untuk dimakan. Hal ini menunjukkan penyesalan mereka bebas dari Mesir. Dikatakan dalam Bilangan 12 :20, “menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?”
Dapat kita katakana bahwa bangsa Israel tidak lagi mengingat dan menghargai anugrah besar yang telah diberikan kepada mereka hanya karena persoalan tertular keinginan. Sebelum tertular, mereka tidak menggangap itu kebutuhan penting. Tetapi setelah tertular, keinginan itu berubah menjadi kebutuhan utama, yang akhirnya membuat mereka mengganggap remeh dan tidak lagi menghargai anugrah kebebasan yang telah ada pada mereka. Kitab Bilangan 12 : 20 menyimpulkan sikap bangsa Israel ini dengan mengatakan, “kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu”.
Pengalaman bangsa Israel ini dapat menjadi alat evaluasi perjalanan hidup kita. Keselamatan dan penebusan dosa yang telah dianugrahkan Allah kepada kita tidak dapat digantikan dengan apapun juga. Kesulitan hidup saat ini memanglah besar. Mungkin banyak kebutuhan atau keinginan kita yang tidak atau belum terpenuhi. Terkadang kita merasa tertekan dan hal itu dapat membuat emosi kita meledak-ledak, perasaan kita campur aduk, marah-marah dan berkata kasar. Dalam situasi seperti ini, mari kita mengingat kembali anugrah besar yang telah kita terima. Kita tetap mengingat dan mensyukuri anugrah Allah ini. Dengan hal inilah kita mengisi dan mengendalikan perasaan kita. Kita lebih mengingat dan menghargai keselamatan kita ketimbang dengan keinginan-keinginan kita yang belum terpenuhi. Inilah yang menguatkan kita dalam menghadapi kehidupan kita. Tuhan memberkati kita. Amin.
- Ertoto kenca renungen.
- Rende KEE GBKP No. 212:1,4
- Perkuah ate si mbelin. Nemani geluhku. Ije me aku erdalin. Teruh perkuahNdu.
- Perkuah ate si mbelin. Si mahan dame e. Bengketi pusuh kami min. ‘Lah kami senang je.
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan