Renungan Malam 23 Juni 2020

  1. Rende KEE GBKP No. 302:1
    1. Nginget perkuah Dibata si mbelin, siisehkenNa man banta k’rina kin. Ibas kerina dampar kegeluhen, i doni si dem alu keguluten. Endeskenlah kulanta man Dibata, kerinana si lit ibas geluhta. Selaku persembahennta si nggeluh, em persembahen si ngena ateNa.
  2. Ertoto
  3. Pengogen Kata Dibata Roma 12:3
    “ Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing”.
    Renungen
    Saat ini kita sering melihat lomba-lomba pencarian bakat bermunculan. Demikian juga, media sosial seakan-akan menjadi alat atau arena diluar lomba-lomba pencarian bakat itu untuk memperlihatkan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki. Terkadang hal itu dapat memicu semangat kita untuk meraih cita-cita kita, tetapi hal itu juga dapat membuat seseorang menjadi minder. Bagaimana kita memahami perbedaan-perbedaan yang ada dalam kehidupan kita ini ?
    Pasal 12 dalam Kitab Roma ini berbicara tentang “memanfaatkan dengan baik karunia-karunia rohani”. Sebagai orang yang telah menerima anugerah keselamatan maka orang-orang percaya hendaklah mempersembahken diri mereka sebagai korban kepada Allah, tidak menjadi serupa dengan dunia ini, dan memberikan diri kita diperbaharui Roh Allah. Ketiga hal ini diperlihatkan dalam memahami dan mempergunakan karunia-karunia rohani yang dimiliki oleh Jemaat Roma. Pada saat itu, berkembang pola pikir tentang kehormatan seseorang. Kehormatan dicapai dengan mengorbankan kehormatan orang lain. Terjadi perlombaan dalam memperoleh dan mempertahankan kehormatan. Karunia-karunia rohani yang dimiliki jemaat dapat saja dijadiken seperti mencari kehormatan. Hal ini dapat mengakibatkan kecemburuan yang picik, rasa rendah diri dan penghormatan yang salah terhadap orang-orang terkemuka. Oleh karena itu Paulus mengajak jemaat Roma untuk menilai semua itu berdasarkan ukuran Iman. Artinya kita menyadari bahwa diri kita adalah orang yang telah diselamatkan Allah dari hukuman dosa. Dan kepada orang yang diselamatkan itu, Allah telah memberikan karunia rohani menurut pemberian Allah. Kesadaran ini akan membuat kita rendah hati. Kita tidak rendah diri dengan yang kita miliki. Atau sebaliknya merendahkan orang lain. Setiap orang di dalam jemaat hendaklah mempunyai pemahaman bahwa setiap orang itu mempunyai peranannya dan partisipasinya di dalam “tubuh”. Dengan demikian kita dapat sehati-sepikir, satu jiwa dan satu tujuan.
    Demikianlah dalam hidup kita, walaupun terdapat banyak perbedaan kemampuan. Kita terima itu dalam iman. Apa yang ada pada kita tidaklah membuat kita rendah diri. Kita tidak memiliki kecemburuan picik atau menaruh penghormatan berlebihan kepada orang yang kita anggap lebih dari kita. Kita meyakini Allah telah memberikan sesuatu dalam kehidupan masing-masing orang menurut pemberian Allah. Amin.
  4. Ertoto
  5. Rende KEE GBKP No. 334:1,2
    1. Tuhan kap si empuna geluhta, gegehta Ia simerekenca. Kiniteken pe ras pemetehta e pe Ia sinjujurkenca. Ia kap erbanca kita sanggap, tetaplah man Ia kita ngarap. ‘Di reh susah b’reNa serpang pulah, tendi kula mejuah-juah.
    2. Dage tetaplah bulat ukurta, geluhta pe lalap min erguna. Lagu langkah pe la sia-sia, gelar Tuhanlah ermulia. Adi jumpa kita si mesera, pengarapen ula kal min pera. Kune riah ukur kita jumpa, nehken bujur ula kal lupa.
  6. Pertoton Syafaat ras Pertoton Tuhan.

Pdt. Tanda Pinem

GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *