- Rende KEE GBKP No. 182:1,2.
- O Tuhan Kam tetap, tedehku man baNdu. Arap ku lalap Kam nemani geluhku. O Tuhan rasa lalap. Geluhku temani. Ola tadingken aku ras Kam tetap.
O Tuhan Kam tetap, ajarilah aku, lah kai pe si kuban, mehuli man baNdu. O Tuhan rasa lalap. Geluhku temani. Ola tadingken aku ras Kam tetap.
- O Tuhan Kam tetap, tedehku man baNdu. Arap ku lalap Kam nemani geluhku. O Tuhan rasa lalap. Geluhku temani. Ola tadingken aku ras Kam tetap.
- Ertoto
- Ngoge Kata Dibata Nehemia 2 : 17 – 18.
“ Berkatalah aku kepada mereka: “Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela.” Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: “Kami siap untuk membangun!” Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.”
Renungan
Bencana seringkali menimbulkan luka mendalam. Tidak hanya karena kehilangan keluarga, kerugian materi, tetapi bencana juga dapat membuat kehilangan harapan hidup. Kita dapat saja kehilangan semangat untuk melanjutkan hidup kita. Kita merasa apa yang telah kita perjuangkan, peroleh dan lindungi dengan kerja keras akhirnya hilang dalam sekejap mata. Sia-sia semua perjuangan hidup kita. Dalam hal ini memang kita membutuhkan penyemangat dalam hidup ini.
Di dalam kitab Ezra, dikatakan bahwa Rumah Pertoton telah selesai dibangun pada tanggal 12 Maret 515 SM. “Maka selesailah rumah itu pada hari yang ketiga bulan Adar, yakni pada tahun yang keenam zaman pemerintahan raja Darius. Maka orang Israel, para imam, orang-orang Lewi dan orang-orang lain yang pulang dari pembuangan, merayakan pentahbisan rumah Allah ini dengan sukaria.” (Ezra 6:15-16)
Lama berselang, tahun 445 SM( + 70 tahun kemudian) Nehemia mendapat laporan bahwa bangsa Israel yang telah kembali dari pembuangan Babel mengalami banyak penderitaan. “ Iturikenna man bangku maka kalak si nggeluh denga dingen enggo mulih ku negeri kami sangana i bas kiniseran si mbelin janah bangsa-bangsa si deban si tading i sekelewetna megombang man bana. Iturikenna ka pe maka tembok kuta Jerusalem enggo ka sontar janah pintu-pintu gerbangna langa ipekena kenca kin iciluk.”(Nehemia 1:3) Ternyata bangsa Israel tidak lagi bersemangat untuk membangun kembali tembok Jerusalem. Oleh karena itu, Nehemia bertekad untuk kembali ke Jerusalem. Di dalam berkat Allah, Nehemia mendapat perkenan raja Artaserses untuk kembali ke Jerusalem. Setelah tiga hari, secara diam-diam Nehemia menyelidiki kadaan kota Jerusalem. Setelah melihat semua keadaan itu, maka Nehemia memberitahukan maksud kedatangannya ke Jerusalem. Nehemia mengajak rakyat Jerusalem untuk membangun kembali tembok Jerusalem. Nehemia membangkitkan semangat penduduk Jerusalem dengan menyaksikan bagaimana Tuhan telah memberkati perjalanannya dan bagaimana raja juga setuju dengan rencananya itu. Mendengar kesaksian Nehemia ini, penduduk Jerusalem akhirnya menyatakan kesiapannya untuk membangun kembali tembok Jerusalem, “berkatalah mereka: “Kami siap untuk membangun!”
Dalam situasi saat ini, jadilah kita penyemangat-penyemangat hidup. Kita saling menyemangati untuk terus membangun kehidupan ini. Dengan saling berbagi pengalaman-pengalaman iman dan pengalaman menghadapi kesulitan ini, kita bekerja sama membangun kembali kehidupan kita yang dilanda pandemik ini. Seperti gambar di atas, kita bekerjasama untuk membangun rumah yang telah rusak. Allah membangkitkan semangat dalam diri kita untuk saling membantu menghadapi kesulitan hidup ini. Amin.
- Ertoto kenca renungen
- Rende KEE GBKP No. 296:1,2
- Man baNdu Yesus Tuhanku, kuendesken geluhku. Nggeluh si keleng-kelengen, nggit si sampat-sampaten. Erbuah Kata ni suan, bas kita anak Tuhan. Erbuah Kata ni suan bas kita anak Tuhan.
- Nggeluh si tatang-tatangen, kita radu megegeh. Nggit kita ngalemi salah, pusuh dame meriah. Erbuah Kata ni suan …
- Pertoton syafaat ras pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan