- Rende KEE GBKP No. 212:1,4
- Perkuah ate si mbelin. Nemani geluhku. Ije me aku erdalin. Teruh perkuahNdu.
- Perkuah ate si mbelin. Si mahan dame e. Bengketi pusuh kami min. ‘Lah kami senang je.
- Ertoto
- Pengogen Kata Dibata Mazmur 63 :7-8
“ Tupung aku tayang i das ingan medemku, kuinget Kam, gedang-gedang berngi rukur aku kerna Kam. Sabab Kam kap si nggo nampati aku, iteruh kabengNdu rende aku perban riahna”.
Renungen.
Sebagai makhluk yang diberikan Allah akal pikiran, maka ada saja yang kita pikirkan dalam hidup ini. Terkadang kita tidak dapat mengendalikan pikiran kita. Ninta ibas ukurta, “ah, lanai gia padah ku ukurken”, tetapi kenyataannya, sampai tengah malam pikiran itu tetap bertahan dalam otak kita. Ketika banyak persoalan membebani pikiran kita, seringkali yang kita lakukan adalah mendaftarkan persoalan-persoalan kita. Kita membayangkan dan menambahkan akibat-akibat yang menyeramkan yang mungkin terjadi bila persoalan itu benar-benar terjadi atau permasalahan itu tidak dapat diselesaikan.
Melalui renungan malam ini, kita diingatkan untuk lebih memikirkan pertolongan Allah dalam hidup kita. Daud mengatakan, “Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau”( Mazmur 63:4) Daud begitu menghargai kasih setia Allah itu. Karena begitu berharganya kasih setia Allah itu, sehingga persoalan-persoalan yang dia hadapi tidak dapat membuatnya lupa akan kasih setia Allah dalam hidupnya. Daud menaikkan puji-pujian bagi Allah. Lebih dari itu, Daud membawa ingatan akan kasih setia Allah itu ke tempat tidur. Sepanjang malam dia memikirkan keajaiban dari kasih setia Allah.
Apa yang dilakukan Daud ini bukan sekedar pengisi waktu di saat mata belum bisa terpejam. Yang dilakukan Daud merupakan cara dalam menghadapi kehidupan ini. Ketimbang kita memikirkan hal-hal yang menakutkan diri kita, yang sebenarnya itu juga masih sebatas reka-rekaan otak kita saja, lebih baik kita memikirkan kasih Allah di tempat tidur kita. Kasih setia Allah yang telah nyata mengasihi perjalanan hidup kita, kita imani bahwa kasih setia Allah itu akan tetap dinyatakannya bagi kita. Dengan mengingat kasih setia Allah, kita punya pengharapan bahwa Allah tetap mengasihi kita. Dengan mengingat dan memikirkan kasih setia Allah maka jiwa, roh dan tubuh kita akan disegarkan. Bangun pagi, tubuh akan terasa segar dan penuh semangat. Sebaliknya, pikiran-pikiran yang menakutkaan akan menguras energi kita, membuat kita lemas dan kehilangan gairah dalam kehidupan ini. Dengan mengingat kasih setia Allah, kita di pimpin untuk lebih mengasihi si pemberi dari pada apa yang diberikan kepada kita. Dengan demikian, apa pun yang menjadi persoalan hidup kita, tidak akan dapat membuat kita lupa kepada Allah. Apakah kita mendapatkan yang kita inginkan atau kita tidak mendapatkan yang kita inginkan, kita tetap mengingat kasih setia Allah. Hal ini membawa kita kepada pengakuan, “kekelengenNdu si tetap ergan asangken kesah”. Amin. - Ertoto
- Rende KEE GBKP No. 388:1,2
- Tupung tayang aku nginget kam, gedang berngi kuukuri Kam, sabab Kam si nampati aku. O Dibata tedeh teku Kam. O Dibata , Kam kap Dibatangku, kudahi tedeh ateku Kam. Mesikel aku nandangi Kam, desken taneh si enggo kerah, bage me muasna tendingku man baNdu Tuhan Dibatangku.
- Sabab Kam si nampati aku, teruh kabengNdu rende aku. ‘di ras Kam meriah ukurku, o Dibata Kam sekawalku. O Dibata , Kam kap Dibatangku, kudahi tedeh ateku Kam. Mesikel aku nandangi Kam, desken taneh si enggo kerah, bage me muasna tendingku man baNdu Tuhan Dibatangku.
- Pertoton Syafaat ras Pertoton Tuhan.
Pdt. Tanda Pinem
GBKP Rg. Jl. Sei Batang Serangan